Share

38. Dipermainkan Mama

(PoV Andra)

“Ndra, tambahin uang belanja Mama, dong!” pinta Mama pagi itu saat aku bersiap menjemput Naira dan Fadil di rumah sakit.

“Lho, bukannya minggu kemarin baru Andra kasih sejuta, Ma? Emangnya untuk apa lagi?” Dahiku berkerut melihat ke arah Mama.

Wajah Mama berubah kesal. Padahal aku bertanya yang sebenarnya.

“Kamu kok jadi perhitungan gitu, sih, Ndra? Kalau Mama minta berarti yang kemarin udah habis!” balas Mama dengan mata sedikit melotot.

Aku menghela napas berat. Sebulan ini sudah dua kali Mama meminta uang. Uang gajiku bahkan sudah tak sampai setengahnya lagi. Padahal, tanggal gajianku masih lama.

“Jangan gitu juga dong, Ma. Kan makan sehari-hari udah Andra yang beli. Bayar listrik, air, lain-lainnya juga Andra. Terus uang yang Andra kasih ke Mama, untuk beli apa?” protesku sebal.

Seandainya saja Naira masih di rumah, pasti keuangan tidak akan sampai morat-marit begini. Selama Fadil di rumah sakit, aku harus menahan malu pada Abah dan Umi. Pasalnya, semua biaya perawatan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status