Share

40. Pembantu Baru

[Sukurlah kalau gitu, Nai. Oh ya, kamu kenapa belum tidur?] Aku mencoba basa-basi untuk mencairkan perasaannya.

[Gimana mau tidur kalau kamu WA terus]

Hatiku seketika membeku seperti kejatuhan balok es. Pupus sudah impianku untuk bermanis manja dengan Naira. Ia sudah berubah menjadi seperti orang asing.

[Ya maaf, Nai. Mas kangen soalnya. Mas janji bakal cari pembantu secepatnya biar kita bisa kumpul lagi] janjiku.

[Kamu gak cari pembantu pun gak apa-apa, Mas. Aku sama Fadil betah di rumah Abah]

Kedutan terasa di mataku yang nanar membaca balasan dari Naira.

[Jangan gitu, Nai. Kasih Mas kesempatan kedua untuk memperbaiki keadaan. Mas janji, kali ini pernikahan kita akan semakin harmonis]

[Terserah, Mas. Udah, gak usah WA lagi. Aku mau tidur]

Kuurungkan niat untuk membalas pesannya lagi. Kalau nekat, bisa-bisa Naira malah marah dan memblokir nomorku. Nelangsa dan lelah pikiran, akhirnya aku paksakan memejamkan mata sampai tertidur.

*

Saat bangun dan menuju dapur, aku dapati suara Mama s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status