Share

Bab 17: Sepucuk Nasihat II

“Ya, tapi Ayah good rekening, Naya!” Toke Jaya mencoba membela harga dirinya di depan Naya.

Ya, siapapun bisa melihat perbedaan yang kontras ini. Istri bagaikan bulan purnama, dan dirinya adalah burung punguk yang bertugas merindu. Dalam hati terdalamnya, pria itu bersyukur Naya serupa dengan sang istri, meski sikapnya jelas jauh berbeda, bahkan lebih mirip sikap saudaranya sendiri– Toke Sofyan si pemarah itu.

“Dulu enggak, tuh!”

“Mamak terima Ayah, karena satu alasan ....” Toke Jaya terus memandangi putrinya. Kali ini, dia lebih serius dibanding sebelumnya. Pria bijak itu hanya menginginkan kebaikan bagi sang putri, meski sulit untuk membuat Naya mengerti.

“Apa?” Naya menjawab tanpa berbalik.

“Ketulusan.”

“Ih, Ayah gaje, lebay juga. Ketulusan, dong! Memang apa yang sudah Ayah lakukan sampai mamak menganggap Ayah tulus? Apa Ayah menyeberangi danau dengan berenang? Lompat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status