Share

Hasrat Terpendam

Hari berjalan seperti biasa. Joyce, setelah konsultasi terakhir kali dengan Rieny, memutuskan tak lagi datang ke sana. Katanya, dia risih mesti bercerita masalah pribadi pada orang asing, terlebih waktu psikolog muda itu memintanya dihipnotis, makin besarlah keinginan Joyce untuk menghentikan sesi berikutnya.

“Apa kau yakin?” Tanyaku kembali siang ini

“Ya, aunty. Aku bisa mengatasinya sendiri.” Dia menyahut mantap.

Meski termangu-mangu lantaran jawaban putriku yang kelewat dewasa untuk anak seusianya, kuputuskan mengikuti kemauannya. “Baiklah. Tapi kamu harus janji satu hal. Apapun masalahnya jangan dipendam sendiri, ceritakan sama Aunty.”

Mungkin karena nada bicaraku yang tegas tapi membujuk, sikap Joyce agak melunak meski tak menjawab secara gamblang. Sebagai balasan, dia menyahut dengan senyum yang kumaknai sebagai kata setuju.

"Kalau begitu, Aunty ke luar dulu. Ada janji temu dengan kawan-kawan." Aku berhenti sejenak mengamati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status