Share

Trauma

Kukira setelah kejadian tak menyenangkan kemarin, Rieny bakal jera meminta kami datang. Nyatanya malam ini, di saat aku tengah sibuk berselancar di dunia maya, gawaiku bergetar pelan.

Setelah memastikan ID pemanggil, kuhubungkan earphone ke telinga.

"Apa kau sedang sibuk?"

Suara dari seberang sana, diiringi bunyi ketikan pada keyboard jadi pembuka panggilan mahal ini.

"Tidak, kenapa?"

"Kalau begitu bawa Joyce bertemu Rieny besok."

"Ada lagi?" Gumamku menahan kesal.

"Tidak." Hening sesaat sebelum suara bariton itu, diluar kebiasaan mengatakan kalimat klise lainnya. "Kalau begitu selamat malam. Tidurlah."

Setelahnya panggilan pun terputus begitu saja padahal aku belum sempat menguasai rasa kaget. "Dia bilang selamat malam?" Bisikku bagai linglung.

Aku termangu-mangu sejenak sebelum akhirnya ingat rasa tak nyaman yang sempat mengganjal pikiranku tadi. Hartono memintaku bertemu Rieny lagi, dan perempuan s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status