Share

Wanita Bermuka Dua

Sesuai janjiku pada Hartono kemarin, aku benar-benar membawa Joyce pada seorang psikolog kenalannya. Sedikit aneh mengingat suamiku bukan tipe manusia yang suka di analisa orang lain. Tapi nada suaranya yang tegas waktu memberikan kartu nama mewah ini, cukup meyakinkanku kalau psikolog yang berkantor di kawasan elite ini handal di bidangnya.

Suasana hangat dan mewah langsung menyambut begitu kami tiba di sana. Seorang resepsionis mengarahkan kami ke ruang praktik tanpa perlu antrian yang ribet. Lagi-lagi, kekuatan orang dalam tak bisa diremehkan.

“Selamat pagi Bu Shanty, senang bertemu Anda.”

Rieny, psikolog yang kami datangi menjabat tanganku erat. Wajahnya begitu muda dan cantik, lagipula dia putri konglomerat kenalan keluarga Halim. Mau tak mau, aku sedikit minder dibuatnya.

“Selamat pagi juga, Bu.” Aku membalas tak kalah hangat.

"Aku tidak setua itu, panggil saja Rieny." Lanjutnya lagi dengan gestur tubuh bersahabat.

M
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status