Share

BAB 54 Amarah yang belum mereda

Venina meninggalkan rumahnya dengan perasaan yang bergejolak. Hatinya hancur melihat kesedihan dan kekecewaan yang tergurat di wajah ibunya. Namun, dia tahu bahwa tidak ada yang bisa dilakukan olehnya saat ini. Ibunya masih dikuasai amarah dan belum bisa menerimanya kembali.

Satu-satunya pelipur lara adalah adiknya. Venina mendekatinya dengan langkah berat. "Kakak pergi dulu, ya. Temani Ibu dengan baik," bisiknya sambil memeluk Gina erat sebelum pergi meninggalkan rumah.

Tidak ada jawaban. Gina diam saja. Seperti tidak mengerti maksud kakaknya.

Venina berusaha tersenyum, meskipun hatinya terasa perih. "Kakak akan sering main ke sini. Semoga Ibu marahnya nggak lama, ya," sambungnya, berusaha sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak menangis di hadapan adiknya.

Gina hanya mengangguk pelan. Kali ini, dia tidak menolak pelukan kakaknya. Seakan dia bisa merasakan bahwa mereka tidak akan sering bertemu lagi. Bahwa kakaknya akan segera pergi jauh, dibawa oleh seorang pria yang kini menja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status