Share

30. POV Caca, Memaksa Halus Om Danar

POV CACA

Aku masih sempat melihat mamah mengusap mata dengan punggung tangannya sebelum benar-benar hilang di balik gerbang ponpes.

"Bagaimana perasaanmu, Hauroh?" Ustazah Irfa memecah kesunyian setelah membiarkan aku terpekur sendiri, sementara Tasnim dan ustaz Hanafi tak terlihat lagi.

Tak tahu menjawab apa, pandangan kosong ke depan. Di sisi batin yang kulakukan ini salah, sementara sisi lainnya mengatakan benar. Ah, apakah perasaan dulu mulai tergugah?

"Apabila yang kita lakukan itu benar, maka hati akan puas. Namun, jika salah, rasa hampalah yang mendominasi. Itulah jiwa-jiwa yang hatinya condong kebenaran." Ustazah Irfa ikut duduk melantai di sisiku.

"Seorang ibu tak akan pernah berdosa pada anaknya, melainkan pada Allah. Beda dengan seorang anak, dia akan berdosa pada orang tuanya dan tak akan mendapat ridho Allah sebelum meraih ridho orang tua. Memang tidak ada ketaatan pada orang tua jika melanggar syariat, tapi tetap harus berbuat baik kepadanya."

"Apa yang mesti kulakuka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status