Share

Bab 3 - Perjanjian

Alice menangis kala Alex membawa-bawa nama keluarganya.

“Ku mohon tuan jangan lakukan itu. Baik aku akan menikah dengan mu,” ucap Alice memohon.

“Kau yakin Nak? Tapi papah khawatir, pasti nanti Tuan Alex tidak akan melepaskanmu sayang,” ucap Ferdi.

“Gak papa pah, aku rela asal papah dan mamah bahagia. Alice rela pah,” ucap Alice berusaha membuat Ferdi yakin akan keputusannya..

Setelah pernikahan itu terjadi, Ferdi pulang dengan wajah sedih dan putus asa. Ia sangat merasa terpukul. Ia tak tega jika harus merelakan putrinya dipersunting oleh lelaki sekejam Alexander Alfonso.

“Kau gadis bodoh, kemari dan baca surat perjanjian ini, hafalkan lalu tanda tangani!”

Surat perjanjian berisi peraturan dan apa saja yang harus Alice kerjakan selama menjadi istri Alex.

- Tidak diperbolehkan memanggil Alexander Alfonso dengan nama. Wajib memanggil Alexander Alfonso dengan sebutan Tuan Muda.

- Harus bangun dipagi hari dan membersihkan rumah, memasak, dan mengurus kebun.

- Tidak diperkenankan makan di meja yang sama dengan Tuan Muda.

- Harus Pergi ke rumah sakit dan merawat Nona Meli dengan diantar oleh supir, tidak boleh pergi sendiri.

- Tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan keluarga termasuk ayah.

- Tidak dipebolehkan memanggil Tuan Muda terlebih dahulu. Harus menunggu Tuan Muda yang memanggil.

- Harus menyembunyikan status pernikahan kepada siapa pun.

- Tidak diperbolehkan mencampuri urusan Tuan Muda.

- Semua yang diperintahkan Tuan Muda mutlak dan tidak boleh dibantah.

- Tidak diperbolehkan masuk ke ruang pribadi Tuan Muda tanpa izin dari Tuan Muda.

”Ingat! Jangan sampai kau melanggar satu poin pun yang tertera disurat perjanjian itu. Jika kau sudah menanda tangani perjanjian itu, kau boleh pergi dan langsung menjalankan tugasmu dan kamar mu berada dibawah, disamping kamar pembantu,” tegas Alex.

...

Di rumah Sakit

“Sayang bagaimana kabarmu? Kenapa kau masih saja memejamkan mata indahmu itu sayang?” ujar Alex sambil mengelus pipi Meli.

“Sayang aku sudah membuat perhitungan pada gadis bodoh yang telah mencelakakan kamu, sayang. Dia sangatlah bodoh, kau tenang saja aku menikahinya hanya karna untuk membalaskan dendammu sayang, percayalah padaku. Dan jika nanti saat dia merawatmu dia mencelakakanmu kembali, bangunlah sayang dan kau bisa memberikan Pelajaran untuknya sendiri. Satu hal yang harus kau tahu, aku akan tetap menuggumu, dan jika kamu sudah bangun, aku akan meninggalkannya. Aku akan mencampakkannya sayang dan menjadikannya gembel,” ucap Alex dengan lembut sambil mencium tangan Meli.

Alex mengambil ponselnya

“Niko, kau awasi terus gadis bodoh itu, ingat jangan sampai gadis bodoh itu kabur. Jika dia kabur maka kepalamu lah yang akan menjadi penggantinya.” Peringatan Alex dari sebrang telepon itu untuk Niko.

“Baik Tuan.”

Setelah dari rumah sakit, Alex bergegas untuk berangkat ke kantornya.

“Selamat pagi Tuan,” sapa semua karyawan sambil menunduk memberikan hormat pada Tuan Muda.

Tapi seperti biasa Alex tak membalasnya sama sekali, dengan sombong dan acuhnya dia melenggang melewati barisan para karyawan dan pergi ke ruanganya.

Meskipun Alex terkenal sombong tapi kepiawaiannya dalam berbisnis sudah tidak bisa diragukan lagi. Di umurnya yang 28 tahun Ia sudah menjadi pembisnis muda yang sukses. Bahkan bisa dibilang dirinya lebih hebat dari sang ayah Martin Alfonso.

...

Di kediaman milik Alex, terlihat Alice sedang membantu Bi Ayem untuk membereskan rumah dan memasak. Sebenarnya pekerjaan seperti ini sudah sangat sering Alice lakukan. Alice terbiasa membantu pekerjaan pembantu yang ada dirumah dan memasak. Masakannya pun sudah banyak yang memuji.

“Nona Alice, apa tidak apa-apa jika kau ikut membantu bibi memasak?” tanya Bi Ayem.

“Memangnya kenapa Bi? Lagian Aku sudah terbiasa dengan semua perkerjaan ini. Dan satu lagi, jangan panggil Nona, panggil saja Alice,” ujar Alice.

“Iya Alice. Kau sangat baik dan sangat cantik. Bahkan jika saya lihat kamu lebih cantik dari pada Nona Meli tunangan tuan muda,” ucap Bi ayem.

“Jangan begitu Bi, nanti ada yang denger bisa repot kita,” kata Alice.

“Tapi memang iya Alice, Dia itu cantik hanya karena make up, kalo Alice itu cantik alami, manis dan gak ngebosenin,” puji Bi Ayem.

“Sudah Bi, nanti yang ada saya bisa terbang kalau terus-terusan dipuji,” jawab Alice dengan senyuman kecilnya. “Tapi saya lihat Tuan Muda sangat mencintai Non Meli ya, Bi.” Lanjut Alice.

“Iya, bibi juga gak tau El, padahal dia itu semacam nenek sihir tau, udah genit sama semua cowok, matre, sombong. Hemmm amit amit bibi mah punya majikan kaya Non Meli.,” ujar Bi Ayem dengan wajah sedikit kesal kala mengingat perlakuan Meli pada para pelayan.

“Hust bibi jangan kyak gtu,” ucap Alice diiringi kekehan kecil dari mereka berdua.

“Hai, sedang masak apa? Oh ya pertemuan kita kala itu terlihat kurang menyenangkan. Sekarang lebih baik kita kenalan ulang ya,” ucap Niko yang langsung memberikan uluran tangannya.

“Saya Alice,” jawab Alice menyambut uluran tangan Niko.

“Aku Niko, aku disini sebagai asisten pribadi Tuan Alex di kediaman ini sekaligus kepala penjaga disini,” ucap Niko memperkenalkan dirinya.

“Kau asisten pribadi disini bukan dikantor?” tanya Alice.

“Bukan, asisten Tuan Muda yang dikantor itu yang menjemputmu waktu itu, namanya Rafa. Kalau saya khusus untuk disini. Jadi semua keperluan Tuan Muda dan mansion ini, itu adalah tugas saya,” terang Niko.

“Ohhh Gitu, ya sudah kalau begitu aku mau bersih bersih dulu ya, terus habis itu mau kerumah sakit. Oh ya nanti aku pergi sama siapa ya?" tanya Alice.

“Kau Akan pergi persama Boy. Tuan sudah menyiapkan Boy sebagai supirmu sekaligus bodyguardmu,” ucap Niko.

"Oke terima kasih."

...

Di kantor Alex

“Hola, gimana kabar kamu Lex? Gue lihat kamu semakin suntuk saja,” ucap Askara.

“Sedang apa Kamu di sini?” tanya Alex pada sahabatnya itu.

“Santai, Lex. Aku kebetulan abis meeting di daerah ini kebetulan aku ada rencana buka club di daerah sebrang. By the way gimana kondisi Meli?” tanya Askara.

Huft.. Alex menghembuskan nafasnya kasar,

“Ya begitu lah belum ada perkembangan, dia masih koma. Kata dokter kemungkinan Meli bisa sadar hanya 40 %, aku antara percaya gak percaya dia bisa bangun lagi Al,” ucap Alex. “Rencana aku mau pindahin dia kerumah aku aja biar aku semakin deket sama dia Al dan yang pasti aku bisa terus memantau gimana perkembangannya. Aku gak bisa jauh-jauh darinya.” Lanjut Alex

“Kamu yang tenang. Mungkin ini memang takdir Meli, kita berdoa aja semoga dia bisa bangun dari komanya. Oh ya Gimana kalau kita jenguk Meli. Siapa tau sekarang keadaannya makin membaik,” ucap Askara.

Mereka berdua pergi dengan mengendarai mobil Askara ke rumah sakit tempat Meli dirawat.

...

Dirumah sakit

“Heh gadis bodoh!” teriak Alex.

Pada saat Alex dan Askara membuka ruang rawat Meli, terlihat Alice dengan tidur dengan kepala berada di tempat tidur Meli.

“Aku nyuruh kamu buat jagain Meli dan merawat Meli bukan malah enak enakan tidur!” teriak Alex.

Dengan cepat Alex menarik tangan Alice dan mendorongnya ke arah pintu.

Dengan tanggap Askara menangkap Alice sehingga Alice tidak sampai jatuh.

“Kamu gak papa kan?” tanya Askara

“Saya gak papa, Tuan. Maaf saya permisi,” ucap Alice dan langsung meninggalkan ruangan tersebut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status