Share

Bab 91

Keduanya segera keluar dari kamar ketika teriakan Nana menggema.

“Udah siang, betah banget kelonan. Cacing dalam perut sudah buat barisan ingin mendemo kalian.”

“Abang, Bella.”

“Abang, Bella.”

Nana masih saja berteriak menggoda sepasang suami istri. Hingga kini belum juga muncul batang hidungnya.

Nana jadi lebih suka menjahili adik madunya itu. Lucu saja melihat raut wajahnya yang semakin hari membulat.

“Tidak usah teriak juga, Kak,” rutuk Bella “Nih, ambil suami Kakak. Aku balikin tanpa lecet.”

“Bi, tolong kondisikan dua orang ini. Aku minta ampun, dari kemarin ada saja jadi bahan perdebatan,” keluh Burhan pada wanita yang sibuk menghidangkan sarapan.

“Biar saja, toh mereka hanya bercanda,” balas Bi Siti.

“Bibi bisa bicara seperti itu, karna Bibi tidak merasakannya. Lihat barusan Aku diover seperti bola,” cicit Burhan.

Nana dan Bella justru terdiam mendengar mereka adu argumentasi.

“Ah, Aku lupa kaliankan sama-sama wanita. Tentunya akan saling mendukung. Lain kali Aku akan bicara sam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status