Share

Marah dan Rindu yang Bersatu

Syera terduduk di kursi dengan isak tangis tertahan. Sedangkan Tama langsung pergi setelah mengatakan kalimat menusuk itu. Padahal ini yang dirinya inginkan, tetapi ketika lelaki itu yang mengatakannya, entah kenapa terasa sangat menyakitkan.

Syera membiarkan tangisnya terus bercucuran hingga ia merasa puas. Nyatanya, hingga air lelehan air matanya kembali mengering pun, sesak yang membelenggu dadanya tak kunjung berkurang. Membayangkan harus pergi setelah melahirkan darah dagingnya sendiri membuat hatinya tersayat-sayat.

Wanita itu memilih tidak melanjutkan kegiatan masaknya yang belum rampung. Keinginannya untuk melanjutkan kegiatannya telah sirna. Ia pun belum berminat untuk mengisi perutnya yang mendadak terasa kenyang.

“Nyonya, biar saya saja yang membersihkan pecahan gelasnya.” Ketika Syera hendak berjongkok dan membersihkan pecahan gelas yang Tama lempar tadi, seorang pelayan tiba-tiba mencegah. “Tuan mengatakan lebih Anda kembali ke kamar. Sarapan Anda akan diantarkan.”

Pel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status