Share

Nomor Tak Dikenal

Aku menjadi penasaran dengan foto yang dikirimkan oleh Aldo. Namun, belum sempat aku membuka. Mama mertua dan Arga sudah tiba di meja makan.

Terpaksa aku meletakkan ponsel kembali dan bergabung dengan mereka untuk makan siang.

"Mbak Sinta mana?" tanyaku.

"Masih di kamar. Nanti kalau dia lapar mau ambil sendiri," balas Arga bersiap mengambil nasi dan lauk.

"Ini kenapa masaknya bau menyengat semua?" tanya Mama mertua.

"Aku lagi pengen aja, Ma," balasku.

"Aku juga suka makan sambal terasi, Ma," lanjut Arga.

"Iya, Mama tahu kamu suka yang bau-bau," ledek Mama mertua.

Alhamdulillah, sudah ada sedikit senyum di wajah Mama mertua. Ya, walaupun tidak seceria dulu lagi. Namun, setidaknya hatinya sudah mulai menerima semua yang menimpa dirinya.

"Hamil kali dia, Ma," ucap Mbak Sinta datang masih dengan masker berlipat.

"Jangan asal nuduh kamu, Mbak!" Aku tak terima dia asal bicara. Padahal dia sendiri yang hamil.

"Aku nggak nuduh kok, dulu saja setiap kali ibu masak sambal terasi kamu menolak m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status