Share

Janji Manis Putra Mahkota
Janji Manis Putra Mahkota
Author: Elytra12

Bab 1 Melangkah ke Pelaminan

Aula mansion keluarga Roches. Mansion termegah di dunia. Pesta pernikahan terbesar digelar demi sepasang insan yang akan menyatukan tali merah pernikahan. Sang mempelai pria tidak lain tidak bukan adalah pangeran mahkota kerajaan Austria, Daniel Roches.

Berdiri di depannya, seorang wanita cantik jelita namun dengan latar belakang yang buruk. Wanita itu bernama Karina Landau. Seorang gadis desa yang beberapa kali gagal menikah karena kelakuan buruk keluarganya. Keluarga Karina terkenal suka memeras calon suami Karina bahkan sebelum mereka menikah. Karena itulah mereka dijauhi, terutama anak tertua mereka yang masih gadis jadi dipandang wanita matre karena ulah keluarganya yang tidak tahu malu.

"Pokoknya kamu harus menikah dengan Daniel Roches! Tak masalah jadi istri utama ataupun jadi selir! Yang pasti kamu harus menikah dengannya! Hanya ini satu-satunya cara mengangkat derajat keluarga kita Karina!" Tegas sang ayah satu jam setelah Daniel Roches mengirimkan surat lamaran.

"Baik ayah. Akan kulakukan. Aku berjanji akan menerima lamaran tuan Roches dan .... mendampinginya sebagai istri maupun selir," sahut Karina dengan wajah basah oleh air mata.

Bukannya Karina tidak mencintai Daniel. Siapa yang tidak jatuh cinta kepada putra mahkota yang tampan dan lembut. Ditambah lagi harta kekayaannya yang tidak main-main, membuat kehidupan Karina terjamin sampai mati. Tapi, seakan ada batu yang mengganjal di hati. Karina tidak tega kalau Daniel menjadi korban kejahatan keluarganya yang berikutnya. Karina tidak tega jika putra mahkota yang baik hati itu merasakan pemerasan brutal karena menikahinya.

Acara terus berlanjut. Daniel tersenyum tipis ketika akan memasangkan cincin ke jari manis Karina. Namun, tiba-tiba .... Karina menarik tangannya dari belaian lembut Daniel.

"Kenapa Karina? Kamu ragu menikah denganku?"

Karina tidak langsung menjawab. Perubahan situasi di atas pelaminan akhirnya disadari oleh para hadirin dan keluarga mempelai.

"Aku yakin, mas. Tapi .... Beban di hatiku masih terlalu banyak. Aku belum mampu melepaskan semua beban ini. Aku tidak mau keluargaku membebanimu yang sedang dalam kompetisi mempertahankan tahta putra mahkota. Aku tidak mau .... Kalau sampai aku menjadi kelemahan terbesarmu," kata Karina dengan mata basah.

Di tempat yang tidak terlalu jauh dari pelaminan, tepatnya di belakang panggung pelaminan, seorang pria dengan setelan tuxedo merah menyala dari atas sampai bawah sedang menikmati segelas anggur eksklusif. Tangannya bergetar hebat mendengar percakapan antara Karina dan Daniel di atas panggung. Tidak kuasa menahan senyum dan kegembiraan.

"Anda memilih wanita yang tepat sebagai istri anda, yang mulia pangeran. Gadis itu tidak hanya sadar diri, dia juga sangat peduli terhadap anda." Minum beberapa teguk kemudian mengisi gelas lagi, "Sayangnya banyak orang tidak mengerti cinta dan berusaha mencelakai anda. Lebih disayangkan lagi, saya tidak sanggup menghentikan serangan saudara anda, yang mulia pangeran Laros."

Daniel terus berusaha meyakinkan Karina, bahwa semua akan baik-baik saja. Daniel tahu sesuatu yang buruk akan terjadi setelah pesta pernikahan ini berakhir. Karena itulah dia sudah menyiapkan sebuah rencana untuk memastikan istrinya selamat.

"Karina sayang, kamu takkan menjadi beban bagi siapapun. Aku berjanji. Sebesar apapun pertempurannya, segila apapun serangan adik-adikku, seterpuruk apapun diriku, aku akan membuatmu bahagia." Daniel menyapu air mata Karina sebelum air mata itu melunturkan make up calon istrinya. "Aku adalah putra mahkota. Berbanggalah, sayangku. Aku akan mencintaimu apapun yang terjadi. Maukah kamu melakukan hal yang sama?"

Karina tidak bisa tidak terharu mendengar janji-janji manis itu. Senyuman kebahagiaan mengembang di wajahnya. "Iya, aku berjanji akan mencintaimu apapun yang terjadi."

Daniel melanjutkan proses pemasangan cincin yang tertunda. Para penonton bertepuk tangan. Pendeta mempersilahkan Daniel dan Karina berciuman untuk membuka kisah cinta mereka yang berliku-liku.

Pria dengan setelan merah menyala menangis haru di belakang panggung. Keluarga mempelai wanita tampak bahagia, kontras sekali dengan wajah-wajah keluarga mempelai pria yang nampak tidak senang. Semuanya cemberut kecuali ayahanda Daniel, sang baginda raja Austria.

Suasana terasa romantis. Tangis haru mengiringi pesta yang meriah. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal di hati orang-orang yang hadir malam ini. Kenapa mempelai wanita tampak tidak bahagia? Kenapa keluarga mempelai pria nampak tidak senang? Dan, kemana pula pangeran-pangeran lain yang harusnya turut memberkati pernikahan kakak tertua mereka?

Perasaan tidak enak perlahan menghinggapi hati tamu-tamu undangan. Para pangeran itu sebenarnya sedang berperang satu sama lain guna mendapatkan tahta putra mahkota milik Daniel. Semua tamu undangan tahu tentang perang itu. Tapi mereka tidak menyangka para pangeran akan menunjukkan permusuhan secara terang-terangan seperti ini. Tak ayal, kelakuan para pangeran yang tidak menghargai kakak tertua mereka membuat baginda raja Alphonse Roches naik pitam.

"Karina, aku berjanji akan melindungimu dari apapun." Bisik Daniel yang sudah tidak tahan ingin membawa Karina ke kamar.

Karina mengangguk. Gadis itu berusaha membuang jauh-jauh pikiran buruk tentang pangeran-pangeran yang tidak hadir. Hati kecilnya berkata keempat pangeran itu mungkin sedang merencanakan sesuatu yang buruk. Entah mengumpulkan pasukan atau menyiapkan jebakan. Yang pasti sesuatu yang akan menyakiti dan menjatuhkan Daniel dari statusnya saat ini.

"Sayang, tidakkah kamu merasakan sesuatu yang janggal? Kemana adik-adikmu di hari bahagiamu?" Tanya Karina sedikit merasa takut.

"Mereka pasti sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Tidak usah dihiraukan, mereka tidak akan melakukan hal buruk selama ayah dan keluarga besar ada disini. Mereka juga tidak akan bisa menyakiti kita di depan publik ataupun mengirim seseorang untuk mencelakai kita."

Karina tampak pucat. Rasa takutnya tidak kunjung reda sebab musuh Daniel tidak hanya satu melainkan ada empat orang. Dan mereka semua adalah adik kandung Daniel yang tidak puas dengan keputusan ayah mereka.

"Sayang, kapan pesta ini selesai?"

"Tiga jam lagi."

"Lalu kemana kita akan pulang setelah ini?"

"Kita tidak akan pulang."

"Eh .... Maksud kamu bagaimana?"

Daniel membelai rambut Karina yang terkepang dengan lembut. Senyum hangat tidak henti-hentinya menghiasi wajah pria berusia 30 tahun itu. Di hadapan istrinya yang ketakutan, Daniel menjelaskan dengan lembut. Mulai dari memperkenalkan nama gedung tempat resepsi pernikahan digelar. Tempat mereka berada saat ini. "Tempat ini dikenal dengan nama Royal Rumbling. Disini adalah wilayah hukum ketat. Siapapun yang melanggar akan dikenakan sanksi turunan. Tempat suci milik pendeta Laurens yang tidak tersentuh oleh dunia luar dan tidak terikat oleh kerajaaan. Semua itu berkat persahabatan ayah dengan pendeta Laurens yang membuat wilayah ini dilindungi hukum absolut."

Daniel menurunkan tangannya lalu meremas tangan Karina lembut. "Selama berada disini, kita aman. Adik-adikku yang pengecut takkan berani melanggar peraturan disini."

Daniel memberi kode pada pria bersetelan merah menyala. Bersiaga untuk segala sesuatu!

Pria bersetelan serba merah mengangguk pelan kemudian menghilang diantara kerumunan tamu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status