KILLER MASK

KILLER MASK

By:  Degitarius  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 ratings
46Chapters
13.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Seorang remaja bernama Aghata Yudistira dulunya adalah putri kandung dari seorang wanita. Dahulu, posisi ibu Aghata sebagai pimpinan Alto Grup di kota A, ibunya menikah dengan seorang pria dengan latar belakang yang bagus. Awalnya hubungan mereka terlihat baik-baik saja. Sampai suatu hari, ibu Aghata ditemukan sudah tak bernyawa di sebuah gedung yang terbengkalai saat usia Aghata masih 15 tahun. Noda merah yang mengering melekat di perut ibunya yang terbalut gaun putih. Keadaan itu membuat Aghata diasingkan oleh keluarganya termasuk Ayah tirinya.Sudah 5 tahun berlalu, Aghata bertahan hidup di kota E, tangannya yang lihai dalam menembak menjadikannya pemilik topeng dua warna. Desing peluru menemani setiap langkahnya yang bebas. Tapi semuanya bersifat sementara, seorang pria datang mengaku melihat jelas ciri-ciri orang yang menyingkirkan Ibunya.“Tolong ampuni aku! Selama ini aku hidup dihantui rasa bersalah, aku akan membantumu menemukan pembunuhnya,” kata pria itu.Sebuah peluang untuk Aghata, akankah ia menjalankan kembali misi besarnya yang tertunda?Ikuti terus ceritanya dan jangan lupa tinggalkan jejak :)

View More
KILLER MASK Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Simbah Buyut
mantul....
2022-02-21 07:57:32
1
user avatar
Renata Ayu Ningsih
semangat kaka ...️...️.........
2021-07-24 08:40:17
2
user avatar
Rose 04
Semangat terus kakak dalam karya nya ❤️❤️😊
2021-07-23 12:57:55
3
user avatar
Rose 04
Fiks..aku suka bangett sihh sama aura nya si Aghata ini.. Badas bangett 😍
2021-07-23 12:57:04
3
user avatar
So Hyun
Bagus bgt, bab pertama udh mantep 😍👍
2021-05-19 12:47:09
4
user avatar
Kim Yeosin
Menarik ceritanya 😍
2021-04-18 13:53:48
4
user avatar
Ayunina Sharlyn
Nice kak, keep up ya
2021-04-14 23:02:06
4
user avatar
Mashimeow
Keren kak alurnya 😍
2021-04-14 22:05:37
3
user avatar
Mini Adila
Wah baru 1 bab aja udah bikin penasaran. Bakalan seru nih ceritanya. Lanjut dan semangat update babnya, Thor
2021-04-14 21:45:35
4
46 Chapters
Mystery of The Masked Woman
     Di sepetak ruangan yang gelap, terdapat sebuah meja berbentuk lingkaran. Meja itu berukuran besar dan hanya diterangi oleh cahaya yang berwarna kekuningan, berasal dari langit-langit atap. Beberapa lembar kartu poker dan tumpukan uang senilai 5 juta tergeletak di atas meja. Seorang pria berkumis tebal mengenakan trench coat hitam dan topi fedora berjenis homburg, duduk menyilangkan kaki di depan seorang wanita dengan jarak 3 meter.      Iris mata tajam dimiliki oleh wanita yang menatap pria berkumis tebal, jaket kulit berwarna hitam pekat dan topi baseball hitam membalut tubuhnya. Wanita kelahiran 5 Januari 2001 itu bernama Aghata Yudistira. Ia mempunyai karakter yang jenius, pemberani, tenang, dan tak pandang bulu dalam hal apa pun. Kegeniusan yang dimiliki membuat Aghata lihai dalam segala hal termasuk meretas.    Dibalik nama Aghata yang indah, terdapat arti yang mendalam. Kata Aghata diam
Read more
Clotted Blood
   Celah pintu kamar mandi terbuka lebar, Aghata keluar sambil mengeringkan rambut yang basah dengan handuk. Kening Aghata berkerut, ia melihat Andi sedang terpaku sambil memegang sepatu miliknya. Andi tergegap-gegap saat Aghata menghampirinya.      “K-kamu sudah ... selesai?” tanya Andi. Jari telunjuknya yang terkena darah di sembunyikan di belakang punggung, ia melihat ke arah lain.      Aghata menyipitkan matanya melihat Andi yang bertingkah aneh, tapi kemudian ia acuh tak acuh. “Aku baru saja selesai, tapi aku akan pergi lagi keluar membeli sesuatu.”      Aghata meraih jaketnya yang disampirkan di bahu kursi. Ia langsung merampas sepatu miliknya di tangan Andi dan segera pergi tanpa sepatah kata. Setelah memakan waktu untuk berpikir, Andi memutuskan untuk mengikuti Aghata secara diam-diam. Ia langsung mengenakan jaket dan topi menyusul Aghata sambil berlari.  
Read more
Seeds of Suspicion
   Kerutan di kening Aghata mulai menghilang, wajahnya menjadi pucat pasi sedikit gugup. “Aku apa?” tanya Aghata.      Apa kamu ada kaitannya dengan kasus malam ini? Seharusnya Andi bertanya hal itu, tapi dipendam kembali dalam hati dan menukarnya dengan sebuah tawaran. “Apa kamu ingin ke rumah sakit? Aku takut lukanya lebih parah dari dugaanmu,” saran Andi.      Diam-diam Aghata menghela napasnya, ia pikir Andi akan menanyakan hal yang penting karena wajahnya mendadak jadi sangat serius. Keringat bahkan turun membasahi pelipis Aghata. Jika dilihat dari berbagai sudut, luka di lengan Aghata akan membuat orang lain salah paham, dan mengira ia terlibat dalam kasus pembunuhan malam ini.      “Aghata! Kenapa diam saja? Apa lukanya semakin sakit?” Tangan Andi melambai-lambai di depan wajah Aghata.      “Tidak terlalu sakit, kita pulang sekarang! Aku akan m
Read more
Become a Shield?
   Pria bertubuh besar dan wanita itu langsung berpaling melihat seorang pria di belakang pria bertubuh besar. Dan tentunya benar! Nama dari wanita bertopeng adalah Aghata. Kini bertambah satu orang lagi yang mengetahui identitas Aghata sebagai wanita bertopeng.      Mata Aghata dan pria itu bertemu, beradu dengan mulut yang membisu. Tatkala kegelisahan datang, Aghata berkata, “Andi?”      Tepat sekali! Pria yang berdiri terpaku di belakang pria bertubuh besar adalah Andi, seseorang yang dianggap sebagai keluarga oleh Aghata. Andi tak bisa berkata-kata, lidahnya terasa kelu dan tenggorokan terasa kering. Dibanding dengan rasa takut ketika dikepung, Aghata lebih takut jika identitasnya diketahui, terlebih lagi oleh orang yang berharga bagi dirinya.      Sementara pria berkumis tipis di belakang Aghata bangkit, mengambil pisau yang tergeletak di lantai. Ujung pisau yang tajam melayan
Read more
A Truth
   “Jangan bicara sekarang! Bisa saja ruangan ini sudah disadap seseorang,” sela Andi membuat Aghata berhenti bicara.      “Aku memang tidak berniat menjelaskan di sini.” Aghata menjawab dengan dingin.      Andi berdecak sambil menatap Aghata dengan tajam. Tiba-tiba Andi merasakan rasa sakit yang menjulur ke seluruh tubuhnya, ketika berusaha mengingat saat tertikam dan jatuh di pangkuan Aghata. Dan untuk pertama kali Andi bisa melihat tatapan hangat dari sosok Aghata yang lebih cenderung bersikap dingin. Berapa banyak lagi kepingan misteri yang Aghata sembunyikan? Wanita yang cantik di depannya, bukanlah wanita yang hanya memikirkan percintaan. Akan tetapi di mata Andi, Aghata adalah wanita yang mempunyai banyak rahasia.      “Aku akan pesankan makanan untukmu, karena aku tahu makanan rumah sakit sangatlah tidak enak rasanya.” Aghata beranjak dari kursi sambil merapihkan rambutnya.
Read more
Visit
   Sesekali Andi menyapu helai rambut dengan sela-sela jari, menarik rambutnya sedikit melepas rasa pening di kepala. Dengus napas kerap terdengar berat, Andi tak bisa berkata-kata mendengar semua kebenaran tentang Aghata. Mengingat berapa banyak orang yang Aghata bunuh, tubuh Andi bergetar tanpa perintah.      “Apa kamu merasa takut padaku sekarang?” tanya Aghata menatap Andi.      Andi berdeham saat Aghata mengetahui keadaannya sekarang. “Ke-kenapa kamu tanya hal itu? Bukan bertanya aku kecewa atau tidak padamu?” tanya Andi sedikit gugup.      “Daripada kecewa sepertinya kamu menjadi takut padaku, sejak aku menyelimutimu saat di rumah sakit,” ucap Aghata membuat Andi tertegun.      Andi memalingkan wajahnya, kemudian melihat Aghata kembali. “Lalu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?”      Aghata beranjak dari kursi.
Read more
Planned Death!
     Peluru pistol desert eagle di tangan Aghata berdesing, menembus pakaian pria yang berdiri di ujung kiri tepat di dada. Tindakan Aghata membuat semua orang terkejut, Aghata menatap pria yang ditembaknya dan berkata, “Jangan sebut nama ibuku dengan mulut kotor kalian!” kecam Aghata sambil menatap satu per satu pria di depannya.        Empat pasang roda kecil di bawah kursi mulai bergetar. Pria yang duduk di atasnya melihat Aghata dengan raut wajah yang berbeda. Mata pria itu dan mata Aghata bertemu. “Psikopat! Dasar wanita psikopat!” cemooh pria itu menatap Aghata.      “Psikopat?” Iris mata Aghata menatap tajam, bibirnya menyeringai. “Apa itu? Panggilan baru untukku? Kalau begitu terima kasih, tapi aku tak menyukainya!” tolak Aghata.      Pria berkacamata yang dipanggil dengan nama Regi mengkatup rahangnya, ia menatap tajam Aghata sambil berkata, “Dari mana
Read more
Unexpected Guest
   “Aku akan tetap di sini!” jawab Andi cepat.      Setelah mendapat jawaban Andi, Aghata membuka paksa mulut Regi, memasukan moncong pistol ke dalam mulut. Tentu saja kali ini Aghata tidak akan menembak di dada Regi, melainkan langsung menyuruh Regi menelan peluru setelah Aghata menekan pelatuk pistol. Sontak Andi menutup mata dengan tangan, ia bahkan lupa menutup telinganya.      DOR!!!      Desing peluru terdengar nyaring akibat moncong pistol tidak terlalu dalam. Perlahan Regi memuntahkan darah dari mulutnya, hingga terjun ke lantai menjadi genangan darah. Aghata perlahan menjauhkan diri dari mayat Regi, ia tak ingin mengotori pakaiannya dengan darah.    Dari kejauhan, Andi terjatuh ke lantai karena tak bisa menahan tubuhnya yang melemas. Ia tak menyangka akan berada dalam situasi yang membuatnya benar-benar tak berdaya. Belum lagi ingatan saat ditikam
Read more
Alto Group Interview
   “Ampuni aku tolong! Ampun!” mohon pria itu bersujud di lantai.      “Siapa yang mengirimmu datang ke sini? Cepat katakan!” gertak Aghata dengan nada meninggi.      “Tidak ada yang mengirimku ... aku ... aku datang secara pribadi menemuimu, Nona!” Pria itu menangis, kedua telapak tangan menyatu di atas kepala.      “Apa tujuan kamu menemuiku? Berani sekali orang kepercayaan Nando datang ke sini!” murka Aghata menatap tajam.      “Aku melihat ciri-ciri pembunuh ibu Nona.”      Aghata mengerutkan keningnya, ia meletakkan mocong revolver di kepala pria itu. “Ceritakan semua yang kamu tahu, tanpa terkecuali!” perintah Aghata.      “Dua jam sebelum ibumu disekap, aku mendapat sebuah pesan berisi perintah. Orang dalam pesan itu menyuruhku menyekap ibumu. Saat itu aku berusaha melacak nomor itu,
Read more
ST Group Investment Contract
   Clarista mengerutkan kening, setetes air bening turun membasahi pelipisnya. Kepanasan? Tentu saja tidak, karena ruangan itu dilengkapi pendingin ruangan. Sudut wajah Clarista yang mulai menegang bisa terlihat oleh Aghata, namun Clarista berusaha menutupi rasa tegang itu.      “Bukankah ucapanmu sangat lancang? Kamu bisa ditahan atas pencemaran nama baik,” sangkal Clarista yang akhirnya menatap Aghata.      “Benarkah?”      “Apa maumu?” Clarista bertanya seolah melihat Aghata menginginkan sesuatu.      “Saya lihat Anda menilai saya berbeda dengan yang lain, bukan begitu?” terka Aghata, “Anda bisa mempertimbangkanku untuk bekerja di sini dengan cara lain, misalnya menarik investor yang sulit sekali diajak bekerja sama,” usul Aghata.      Clarista menatap Aghata dan berkata, “Kalau begitu silakan! Jika kamu berhasil, kam
Read more
DMCA.com Protection Status