Share

Bab. 53

“Gimana kalau dia jambak aku tadi, Mas?” netra coklatnya itu sudah kembali mengeluarkan air mata buayanya. Buaya betina tepatnya.

“Tidak akan mas, biarkan.” Sahut Burhan cepat, sambil menciumi tengkuk mulus Nuri. Birahi keduanya selalu meledak bila sedang berdekatan begini. Nuri yang mendapat ciuman di tengkuknya sudah meremang saja.

“Pokoknya aku nggak mau jadi adik madu mbak Sawitri, Mas.” Nuri sudah benamkan wajahnya yang berlinang air mata di dada bidang milik Burhan. “Mas pilih aku atau istrimu itu!” raung Nuri kembali tersedu, tentu saja Nuri takut kehilangan pria gagah yang sedang memeluknya ini.

“Iya, Sayang.” Sahut Burhan, sambil berusaha mencerna kata-kata Nuri. Maksudnya ini bagaimana, haruskah ia menceraikan Sawitri? Padahal dulu ia berjanji akan pada pak Saleh, bila akan menjaga dan setia pada putrinya itu.

“Iya, apa? Aku mau jadi satu-satunya wanita yang kamu peluk begini, Mas.” Ucap Nuri lagi masih tersedu.

“Iya, Sayang, nanti Mas bicarakan sama Ibu dan Sawitri. Yang p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status