Share

Bab 10

Bab 10

Kakak ipar

Mas Wawan tak menjawab sepatah katapun, dari semua ucapan temannya itu. Teman Mas Wawan yang mengantar kami ke Klaten bernama Mas Eko.

Satu jam lamanya kami berada di mobil, tak ada obrolan tak ada sapaan.

Hening.

Semua sibuk dengan pikiran masing-masing. Rumah Mas Eko, masih satu RT dengan kami. Jadi dia sudah menjadi tetangga Mas Wawan cukup lama. Jadi mengetahui betul sifat ibu Mas Wawan.

Dia tidak bermaksud menggurui, ataupun membela ku. Dia hanya mengatakan pendapatnya saja, setelah mendengar aku dan Mas Wawan berdebat di mobil.

Akhirnya sampai di rumah Emak. Rumah joglo peninggalan almarhum bapak, bercat biru muda. Nampak damai terlihat. Sayu-sayu terdengar suara azan Magrib berkumandang.

Karena memang letak rumah Emak sedikit jauh dari mushola.

Dibukakan pintu rumah setelah mendengar mobil berhenti di halaman rumah.

Emak tersentak kaget. Melihat ku menggendong Hawa, turun dari mobil.

Disambutnya penuh suka cita, dan sesekali menyeka air matanya yang jatuh di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status