Share

Bab 12

Bab 12

Tangis Emak

Ketika Mbak Ari pergi ke warung, Emak yang sedang duduk di dapur, memanggilku.

"Nan …."

"Iya, Mak!" Aku segera menghampiri Emak di dapur.

"Kamu seharusnya tadi gak bicara seperti itu sama kakak iparmu! Gak sopan!" Emak sembari mengupas mangga.

"Mak, aku memang hamil di luar nikah. Aku sudah menyesali semuanya. Tapi gak usaha bicara begitu juga!" Bibirku seketika manyun bak anak kecil merengek, meminta uang jajan.

"Menyesal? Kalau menyesal bicaramu tidak seperti itu!" Emak masih sibuk dengan kegiatannya.

"Lantas? Bicara yang bagaimana, Mak?" Aku sedikit menaikan nada bicaraku satu oktaf.

Emak memandangku sejenak, lalu kembali mengupas mangga yang ada di tangannya.

"Nikah itu, bukan cuma kamu sama Wawan sudah sah. Selesai urusannya. Yang penting itu setelah nikah, kamu bisa beriringan dengan Wawan. Siapa Wawan? Wawan ya … orangtuanya … ya saudaranya. Begitu juga kamu … kamu tiga bersaudara, semuanya sudah berkeluarga, gak cuma Mas mu yang kamu hormati, istrinya juga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status