Share

Part 42. Permisi!

"Berapa, Mbak?" tanyanya pada pelayan toko.

"Lima ratus, Pak."

Bram mencebik karena kaget. "Haa? Apa? Segini doang, cuma lima tangkai, harganya lima ratus ribu. Diskon dong, Mbak?" tawar lelaki itu, wajahnya mengisyaratkan suatu hal mustahil harga yang disebutkan sang pelayan toko. "Satu tangkai seratus ribu?" tanyanya heran, tapi nada bicaranya seolah menyudutkan sang pelayan toko.

Ada rasa tak percaya akan harga yang disebutkan. Padahal, bunga mawar putih itu tampak terlihat cantik dalam pot berbahan keramik, tak heran jika harganya juga fantastis.

Pelayan toko pun seketika berubah gurat wajahnya. Mulai menatap sinis pada Bram.

"Diliat dari mobilnya kayak orang kaya, tapi pelit rupanya," umpat pelayan toko dalam hati. "Udah sombong mana pelit lagi."

"Itu udah paling murah, Pak. Di sini kami jual kualitas, makanya harganya juga lumayan."

"Jangan bicara soal kualitas dengan saya. Soalnya saya juga kerja bagian penjualan. Bisa kok jual kualitas bagus tapi harga miring," ujarnya tanpa me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status