Share

Enam Belas

Sebenarnya ini belum terlalu malam, baru saja pukul sembilan, tapi mataku sudah ngantuk dan terasa berat. Mas Aksa masih di dalam kamar Ibu sedangkan Ulfa juga belum pulang.

Kelopak mata terus saja berayun, meski kutahan sekuat tenaga tetap saja tak bisa. Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, kusandarkan kepala ke dinding kursi dan perlahan kelopak mata menutup dengan sendirinya.

“Mas!” suara itu terdengar jelas namun seperti mimpi.

“Ada apa Ulfa?” suara Mas Aksa terdengar samar, aku menngerjapkan mata, kulihat dua orang di depanku terlihat berbayang.

Ulfa terlihat ngos-ngosan, mengatur napas untuk mulai berbicara.

“Kayanya ada yang ngikutin aku Mas,” ucapnya terbata. Aku segera membuang kantuk, menggeleng kepala berkali-kali, melihat Mas Aksa yang berlari cepat ke lawang pintu untuk mencari tahu apakah ada orang di luar.

“Ada apa Ulfa?” tanyaku khawatir.

“Awalnya aku merasa ada yang manggil nama mbak Ayu, tapi kulihat tidak ada siapa-siapa. Aku mempercepat sepeda motor tapi rasanya a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status