Share

Bab 525

Rizki berdiri di kejauhan, dalam diam memandang Alya yang sedang bersandar di batu nisan sambil berbicara dengan Nenek.

Dia tidak dapat mendengar apa yang dikatakan Alya, tetapi dia dapat merasakan kesedihan dan keputusasaan Alya yang mendalam.

Sikap Alya persis seperti dirinya ketika mengetahui kepergian Nenek.

Tidak, bahkan ini jauh lebih buruk darinya.

Rizki ingat ketika neneknya menjalani operasi 5 tahun yang lalu. Saat itu Alya tenggelam dalam fantasinya sendiri, menunjukkan betapa pentingnya Nenek baginya.

Memikirkan hal ini, Rizki pun menyipitkan matanya. Dia mulai mengkhawatirkan kondisi Alya setelah melihat Nenek.

Entah berapa lama waktu telah berlalu, cuaca lagi-lagi mulai memburuk. Terdengar suara petir yang bergema di langit.

Cahya mendongak dan menemukan bahwa langit sudah terlihat gelap.

Jadi dia pun mengerutkan keningnya dan mengingatkan, "Pak Rizki, sepertinya hujan akan turun. Bagaimana kalau kita hampiri Nona Alya dan kembali?"

Rizki hanya berdiri dan tidak bergerak.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status