Share

Bab 574

Johan mengangguk.

"Nanti kamu naik saja mobilnya."

"Baik, Paman."

Setelah berpamitan pada anak-anak itu, Rizki pun meninggalkan sekolah.

Begitu keluar gerbang, wajah Rizki menjadi agak pucat. Dia menutupi mulutnya dengan tangan dan mengerutkan keningnya.

Cahya cepat-cepat memberikannya sebuah termos.

"Pak Rizki, lambungmu masih belum sembuh. Makan makanan cepat saji seperti itu nggak bagus untuk lambungmu."

Rizki menerima termos tersebut dan meminumnya beberapa teguk dengan ekspresi dingin.

Melihat ini, Cahya pun menyodorkan beberapa pil.

Rizki menatap pil-pil itu, tetapi tidak mengambilnya.

"Pak Rizki, tolong minumlah obatmu. Kalau kamu sakit, nanti kamu nggak akan bisa melihat kedua anak itu."

"...."

Rizki pun terbujuk oleh ucapannya, tanpa berbicara dia pun mengambil pil-pil itu dan menelannya.

Cahya diam-diam senang.

Baguslah. Dulu Rizki selalu tidak mau minum obat dan merasa dirinya bisa menahan penyakitnya. Sekarang, setelah menemukan cara yang tepat untuk membujuknya minum obat,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status