Share

Bab 24.B

Aku duduk di bangku yang berjejer, menyenderkan punggung sambil menatap langit yang berwarna biru, terbentang indah di atas sana.

Hati ini jauh lebih sakit saat mengetahui kebenaran tentang Elya, di akhir hidupnya pasti ia begitu menderita, andai aku mengetahui sudah pasti akan menawarkan diri untuk menjadi penolongnya.

"Mas Adnan."

Suara lembut seorang wanita menyapa, aku membetulkan posisi duduk, dan mengukir senyum seolah tidak terjadi apa-apa.

"Renata, kamu di sini?" tanyaku pada mantan istrinya Devan yang malang itu, entah kenapa setiap melihat wajah Renata hati ini diliputi rasa bersalah, ia menjadi seorang janda karena ulah mantan istriku sendiri.

"Iya, habis ngajak Rayyan dari dokter gigi, ayo salaman sama Om Adnan, Nak."

Renata memperkenalkan aku pada putra pertamanya, bocah itu mencium takzim tanganku.

"Om ini yang suka ngasih uang dan mainan itu ya, Bun?" tanya Rayyan menatapku ceria.

"Iya, Nak, kalau sudah besar kamu harus dermawan kaya Om Adnan ya," ujar Renata memberikan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status