Share

Bab 25.A

Dengan lutut yang lemas kuhampiri ibu, wajahnya terlihat sangat pucat, saat melihat kedatanganku ia sedikit terperanjat.

"Bu, ayo kita pulang bareng." Kutarik pergelangan tangan ibu.

"Dan Anda! Jangan coba-coba menyakiti hati ibu saya!" tegasku pada perempuan yang mengenakkan lipstik merah cetar itu, ia langsung menciut kala jari telunjukku berada di hadapan wajahnya.

Di dalam mobil ibu masih diam, sekali-kali memandangku dengan tatapan aneh.

"Apa Ibu mau mengatakan sesuatu?" tanyaku dengan pandangan lurus ke depan.

"Apa kamu dengar ucapan wanita tadi?" tanya ibu lagi, aku hanya menganggukkan kepala, beberapa detik kemudian terdengar suara helaan napasnya.

"Dia itu salah sangka, Adnan, Ibu ga pernah jadi perebut suami siapapun," jawab Ibu lemah.

Entahlah, itu cerita masa lalu dan sangat tak penting bagiku, yang terpenting sekarang bagaimana menata hidup untuk masa depan.

"Sudah, Bu, jangan merasa bersalah, aku percaya Ibu kok." Kuukir senyum agar ia percaya, bagaimanapun juga ialah or
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status