Share

Kebaikan Kang Rahman

Gegas aku mengambil ponsel dan mengambil posisi foto yang pas. Akan kuabadikan kedatangan laki-laki itu. Ia datang terburu-buru. Parkir mobil di badan jalan, walau di pinggir. Kemudian turun dan memasuki rumah Susi.

Kusempatkan memoto dan merekam seadanya.

"Ma, ayo makan!" ajak Hanif.

"Yuk!" Aku mengikuti Hanif ke meja makan. Bi Ikah sudah menyiapkan makan untuk kami.

"Wah, terima kasih ya, Bi, sudah memberikan makan siang menjelang sore untuk kami."

"Sama-sama Neng Alma. Semoga Neng Alma dan anak-anak bisa betah di sini."

"Iya, Bi. Pasti itu."

Seusai makan, anak-anak kembali ke kamarnya. Aku dan Bi Ikah ngobrol sama-sama.

"Neng Alma, tadi Bibi liat kalau Neng Susi ada di rumah depan. Memangnya Neng Susi rumahnya di situ?" tanya Bi Ikah.

"Iya, Bi. Susi memang tinggal di situ. Aku sengaja pindah ke sini, supaya deket sama dia. Dan taukah Bi, siapa suaminya?" Sengaja kulebarkan mata ini.

Tau dong, Neng. Masa nggak tau sih?" katanya.

"Iya, Bi. Bibi benar waktu itu. Ia adalah Kang Ikbal,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status