Share

Permintaan Vivi

“Hah, serius, Mas?”

Riana membulat tidak percaya.

“Iya, Dek. Bu Reni baru saja mengabari aku,” jawab Jagat.

“Syukurlah, aku lega, Mas.”

“Ya, sama Dek. Aku kayaknya yang lebih lega.” Jagat tertawa beberapa detik. “Menurut kamu, kalau aku ke rumah Naren untuk minta maaf, gimana?”

“Aku pikir, kejadian itu memang seratus persen kesalahan aku, Dek. Kalau aku di posisi Naren, mungkin reaksiku akan sama,” tambah Jagat, terdengar sangat antusias. Bahkan Riana belum sempat untuk menjawab pertanyaan yang dia ajukan terlebih dahulu.

“Boleh, Mas. Mungkin kita undang Mbak Wulan sekalian untuk makan malam,” usul Riana seraya menyebut nama istri Naren.

“Sip, nanti kita bicarkan lagi ya. Aku sebentar lagi berangkat ke rumah sakit.”

“Oke, hati-hati ya, Mas. Salam untuk Bu Mentari.”

Telepon ditutup.

Riana kembali ke laptopnya. Dia melirik ke arah Maya, dan tertawa kecil ketika mengetahui bahwa sahabatnya itu memang sedang memperhatikan dirinya.

“Nguping nih yee,” ledek Riana. Dia sempatkan untuk menole
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status