Share

Titik Lemah

“Tapi Nyonya harus makan, Nyonya sudah lemas begini, sedari tadi muntah-muntah terus. Bibi jadi takut,” ucap asisten rumah tangga Vivi. Tangan keriputnya sedang menjelajah tubuh Vivi, membaluri dengan minyak aroma terapi. Memijit setiap inci kulit halus majikannya.

“Bibi masakin tim ayam ya, Nya. Kalau Nyonya menolak makan, takut makin parah. Atau Bibi panggil dokter Mayra ke sini ya.”

“Jangan!” Vivi berseru. Ide paling buruk adalah membiarkan Mayra tahu soal ini. Meskipun mereka akrab, bahkan mengaku sahabat, tetapi Vivi tahu di belakangnya Mayra suka menjelek-jelekkan dirinya.

“Jangan, Bi. Tidak perlu, saya minta dibuatkan jus apel saja,” kata Vivi lagi.

“Baik.” Perempuan setengah baya itu sudah selesai memijit. Dia kini membantu Vivi memakai pakaiannya kembali. Kepala Bibi menunduk, sama sekali tidak ingin melihat majikannya dalam keadaan seperti ini. Terakhir kali dia melihat Nyonya Vivi-nya separah ini adalah ketika Nyonya Tua alias Oma meninggal dunia tiga tahun lalu.

Selama dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status