Share

34. Istana yang Sunyi

Cahaya matahari menembus jendela istana Hazerstein, menyengat lembut mata Reza. Napas ditarik. Bersamaan dengan nalar yang mulai berproses layaknya komputer, sisa aroma sampo juga menyeruak ke hidung pria Hazerstein muda.

Reza menoleh. Terbeliak ketika menemukan seorang perempuan berambut panjang berbaring di atas dadanya yang tak terlalu bidang.

“Oh iya, aku ‘kan sudah nikah,” ujar Reza.

Ciuman pagi nan lembut pun mendarat di ubun-ubun Isabelle, membangunkannya. Isabelle mendongak. Bibirnya melukis senyum kala melihat wajah Reza yang sebenarnya ganteng, tapi terkesan ganteng rata-rata.

“Pagi, Reza.” Isabelle kembali menyandarkan pipinya pada dada sang suami. “Rencana jahat apa yang akan kamu lakukan hari ini?”

“Kenapa kamu ngomong seolah aku ini bos terakhir di anime, sih?” Reza cekikikan.

Kali ini Isabelle memberanikan diri mendaki tubuh Reza. Rambut panjangnya terurai. Tatapannya menggoda menyertai napas yang bertiup lembut hendak memabukkan Reza di pagi hari.

“Karena kamu memang c
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status