Share

Benda Keramat Desi

“Loh, nelpon kok nggak ngomong.” Anto menatap heran layar ponselnya lalu memutuskan sambungan dan kembali memasukan ponsel itu ke dalam saku celananya.

Ia sedang berada di pabrik. Pembangunan pabrik masih berjalan, memakan waktu cukup lama karena memang bukan pabrik kecil yang dibuatnya.

Setelah beberapa menit lalu menerima telepon Desi, Anto malah jadi tidak tenang. Ia menelpon balik tapi tidak diangkat.

“Pak, saya izin sebentar boleh?” tanya Anto pada Damar yang juga sedang ada disana untuk mengawasi pembangunan.

“Kemana, To?”

“Tadi Desi nelpon tapi nggak ngomong apa-apa, saya telepon balik tapi nggak diangkat.”

“Oh ya udah, pergilah. Takutnya kenapa-napa.”

“Terima kasih, Pak.”

Takut terjadi apa-apa ia langsung bergegas ke rumah Desi untuk memastikan. Bekerja pun ia tidak akan tenang jika seperti ini. Meski kemarin bertemu, Desi terlihat baik-baik saja namun Anto mengingat Desi yang mengeluh perutnya kram.

“Des, Desi!” Anto mengetuk pintu rumah Desi namun tidak ada sahutan.

“Tidur k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status