Share

Bab 28

"Besok aku gak ikut ke sawah ya, Pak. Harus liat sawah warga yang dibeli waktu itu buat bangun konveksi. Alhamdulillah yang di Jakarta omset meninggi saat ada pesenan via online. Lebihnya bisa aku pakai buat ngebangun."

"Iya, Ujang... gak papa. Kamu fokus aja ke kerjaanmu. Semoga lancar selalu, ya."

"Makasih, Pak."

"Ayo makan!" kata Hilma, yang sudah membereskan nasi dan lauk di meja makan.

"Udah mateng? Tadi katanya masih alot."

"Wajannya!" jawab dia, sambil meletakan piring satu per satu. Kemudian mengisinya dengan nasi.

"Wah... Kamu tau aja kesukaan bapak. Bebek!" kata Pak Pahan, ia berbinar melihat bebek itu, jika di ingat, sudah hampir lima tahun ia tak makan bebek lagi karena dulu ternaknya habis dijual.

"Aa yang beli, Pak," jawab Hilma.

"Bapak juga suka? Aku juga sama, suka banget sama bebek. Apalagi dibumbuin pedas begini." Safar turut duduk di samping mertuanya itu. Ia mengambil satu paha bebek, dan memberikannya pada Pak Hasan, kemudian menyendok lagi untuknya.

Hilma yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status