Share

Part 12 Mulai Terbongkar

"Cle tunggu dulu. Kamu tuh ya kebiasaan suka mood swing gak jelas..." Randi mengejar dan menarik tanganku.

"Apalagi?" Tanpa sadar suaraku memang cukup tinggi kali ini menghadapinya.

"Ya kamu main pergi gitu aja. Aku kan cuma nanya..." Ia membela dirinya.

"Randi, untuk apa sih kita nikah kalo ujung-ujungnya kamu gak pernah kasih rasa percaya itu ke aku?"

"Maksud kamu? Aku gak mau kita masuk ke dalam rumah masih dengan kondisi marahan gini ya Cle..." Ia lagi-lagi coba mengancamku.

Aku sadar pertengkaran kami ini disaksikan juga oleh satpam yang sedari tadi sedikit melirik ke arah kami. Cuma memang aku sudah gak sabar untuk meluapkan emosi.

Aku diam, menatap tajam mata Randi lalu jalan perlahan ke arahnya.

"Ran, tolong kasih aku rasa percaya. Aku bukan lagi pacar kamu, aku sudah jadi istri kamu. Aku butuh kamu untuk percaya sama aku, aku sama Arsy ya cuma sebatas teman SMA aja gak lebih. Jadi tolong berhenti untuk berpikir yang aneh-aneh..." Ucapku yang kali ini berbicara dengan pelan.

Randi seolah paham, aku tidak sedang berdebat atau menguji pertengkaran hebat. Ia mengangguk pelan, mungkin masih mencerna kata demi kata yang sudah aku lontarkan.

Setelah redamnya emosi kami berdua, barulah Randi memegang tanganku dan mengajakku untuk masuk ke dalam pintu rumah.

"Assalamualaikum...." Aku perlahan membuka daun pintu ornamen kayu ini.

"Waalaikumsalam...."

"Eh kok ada tante, ada apa Te?" Aku cukup kaget kedatangan tante Alexa disini. Belum lagi melihat wajah Airin yang merasa tidak nyaman atas kehadiran keluargaku jelas saja membuatku berat hati selepas kerja ini.

Setelah aku duduk di sofa, Airin tanpa sepatah kata pun langsung beranjak pergi entah kemana. sementara Randi pamit untuk melanjutkan online meeting di kamar.

"Ada apa Te? Kok tumben..." Sapaku.

"Kangen aja sama kamu nih. Karena tadi kebetulan juga mau ke arah pasar jadi ya sekalian aja mampir. Kamu gimana kabarnya?" Tanya Alexa yang sudah jelas mengkhawatirkan kondisiku.

"Aku gak apa-apa Te. Ya masih bisa dimaklumi lah mungkin karna adaptasi juga kan.."

"Tapi sepertinya kedatangan aku sama sekali gak disambut dengan baik sih sama dia. Maaf ya takutnya nanti malah kamu lagi yang kena omel..." Alexa seolah bisa membaca pikiranku. Jelas saja saat ini yang terlintas dipikiranku adalah aku akan menjadi sasaran empuk kemarahannya malam ini.

"Jeng Irin halo......" Tiba-tiba suara gerombolan ibu-ibu mendekat dan

Krek....

"Eh maaf, kamu siapa?" Salah satu dari mereka menunjukku dan Alexa.

"Sa... saya...."

"Eh jeng, kok dadakan banget kesini. Ada apa?" Belum lagi sempat aku menjawab, suara Airin sudah menyambar duluan dari belakangku.

"Pengen nanya aja sih itu masalah arisan sama mau bahas si Tika itu loh" Balasnya yang sesekali melirik ke arahku dan Alexa.

"Ini siapa jeng? Baru pertama kali nih aku lihat wajahnya..." Celetuk ibu-ibu lainnya yang tidak kalah penasaran juga dengan diriku. Aku hanya menunduk membiarkan sang tuan rumah yang memperkenalkanku entah sebagai apa, tidak bisa ku prediksi. Apapun itu aku terima, karna sudah menjadi risiko untuk menikah dengan konglomerat. Belum lagi ancaman-ancaman Randi tentang surat perjanjian itu lebih membuatku semakin terserah saja dengan keluarga ini.

"Hmmmmm diaaa ini teman anakku....." Ucap Airin tertatih.

Jelas saja Alexa tidak terima keponakan kesayangannya tidak diakui dengan baik. Alexa tidak tau perjanjianku dengan keluarga kaya ini, mungkin ya kalo dia tau, jelas dia tidak akan pernah memberikan restu atas pernikahanku.

"Teman hidupnya Randi Bu...." Celetuk Alexa.

Mata Airin melotot tajam ke arah aku dan Alexa, begitu juga sorotan mata ibu-ibu sosialita gengnya Airin. Semua mata tertuju pada kami, menatap heran.

"Kkk...kok... kok bisa????" Cukup kompak mereka mengutarakan kekagetannya.

"Jeng, apa benar yang dia ucapin? Kok lo gak undang-undang kita sih...."

"Kita ngobrol di taman belakang aja....." Ajak Airin kepada gengnya. Ia sudah seperti kehilangan akal untuk menutupi keberadaanku di rumah megah ini.

"Ada apa Claire? Kok sampai segitunya ibu mertuamu memperlakukan kamu?" Alexa bingung juga. Ia memang tau dengan jelas kalo Airin tidak menyukaiku, namun ya bayangan semua orang juga hanya sebatas tidak suka, tapi ini sampai-sampai ia enggan mengakuiku sebgai menantu satu-satunya yang ia punya.

***

"Jeng, kok bisa sih?" Gejolak amarah salah satu teman sosialitanya terkuak sebab merasa sangat kaget atas pernikahan Randi.

"Duh intinya si Randi kekeh banget mau nikah sama perempuan itu. Entah apa yang dilihat Randi sampai bisa jatuh cinta sama dia....." Airin geram.

"Dia gak sepadan sama kita ya....." Ucap lainnya secara pelan.

"Ya jelas aja enggak. Dia itu sekretarisnya Randi..."

"Kalo sekretaris kayaknya memang harus bareng-bareng boss ya. Eh tapi malah keterusan hahaha. Lo gak takut harta lo direbut sama perempuan itu?"

"Merebut? Merebut seperti apa?" Airin heran dengan argumen dan perspektif temannya.

"Ya kan dia aja sudah bisa menguasai anakmu, seantero rumah juga sudah ia jejaki. Ya bisa dengan mudah aja dong dia rebut harta kamu karna kan selama ini kamu kejam sama dia..." Celetuk salah satunya sembari tertawa.

"Gue gak kejam...." Airin berusaha membela dirinya.

"Come on Airin dengan lo gak ngakuin dia aja udah gila banget. Apalagi kalo hal lain yang udah lo buat sama dia?" Tambahnya.

"Gue tuh masih gak bisa nerima aja kehadiran perempuan biasa itu ke dalam hidup Randi. Ya lo kan pada tau kalo gue punya rencana buat jodohin Randi. Tapi karna kondisinya sangat sumrawut gini jelas saja jadi gak bisa...."

"Terus lo nerima dia gitu aja? Emang seburuk apa sih itu menantu lo?"

"Ya enggak lah, ada surat perjanjian antara aku sama dia. Intinya tuh surat bilang gak ada yang tau kalo dia istri dari Randi." Ungkapnya sembari menyeruput jus jeruk yang sudah tersedia di atas meja.

"Hahahaha gokil banget lo! Emang keturunan siapa sih? Lo tau garis keturunannya gak?" Seorang yang lain menyela dan seolah ingin tau.

"Orang biasa deh pokoknya. Gak jelas juga dia keturunan siapa karna kedua orang tuanya sudah meninggal. Sejak remaja ya dia dibesarin sama tantenya itu,. Tantenya juga janda. Apa gak terlalu complicated kalo orang lain tau...." Terang Airin yang masih juga kekeh enggan mengakuiku sebagai menantunya.

"Tolong bantu rahasiakan ya. Kalo publik rame harga saham bakal drop banget...." Tambah Airin meminta dari gengnya itu merahasiakan identitasku.

****

"Dengar ya kamu. sebagai orang baru di rumah ini. Kamu gak bisa undang orang-orang lain tanpa izin dari saya. Kok bisa tante kamu itu kemari tanpa ada obrolan dulu sebelumnya...."

"Maaf Ma, tapi saya juga gak tau kenapa tiba-tiba tante Alexa kemari...." Bantahku.

"Jangan alasan! Satu lagi, selama suami kamu dinas di luar kota, mulai besok kamu pulang ke rumah maksimal jam 6. Paham gak?" Bentaknya.

"Ke luar kota? Randi gak ada bilang apa-apa ke aku besok ada mau keluar kota..." Sontak aku bingung sebab aku yang menjadi sekretarisnya saja belum tau apa-apa.

****

"Mas, kok bisa hal begini kamu gak konfirmasi ke aku dulu sih? Malah aku taunya dari mama duluan..."

"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status