Share

Bab 38: Obrolan Tentang Masa Lalu

“Zahrah? Kok manyun, sih Sayang?” tegur Bang Hasan dengan suaranya yang berat.

Dia melirikku yang duduk bak patung di kursi samping kemudi. Memandang diam ke jalanan seorang diri. Usai menikmati makan siang bersama, Bang Hasan selaku suami menawarkan diri untuk mengantarku kembali ke kampus dengan alasan agar Tya tidak perlu dua kali mutar demi mengantar Wulan lalu mengantarku.

Gadis itu menurut saja, karena dari gelagat dan senyumnya yang nakal, Tya bisa paham kalau Bang Hasan memang ingin berduaan saja denganku. Mungkin, memang benar adanya begitu, sebab kini Bang Hasan mulai meraih tanganku yang sibuk memeluk tas di pangkuan, kemudian menggenggamnya erat, seerat mungkin hingga aku ikut menoleh padanya.

Kudapati Bang Hasan terus memandang ke jalanan, wajahnya tersenyum cerah, binar bahagia benar-benar terasa di sana. Tetapi ada sesuatu yang mengganjal di dadaku saat ini.

Aku tahu, kami baru menjadi suami istri selama dua hari, ada banyak hal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status