Share

Bab 41: Dua Kisah

Bang Hasan bergumam beberapa kali. Dia yang duduk bersandar di dashboard ranjang sibuk memainkan gawai. Bibirnya yang merah melengkung tiba-tiba, pun manik mata indah yang selalu menjadi candu itu berkilau seketika.

Kuputuskan untuk mengakhiri ritual perawatan diri malam ini demi mengintip apa yang sedang dilakukan oleh Bang Hasan seorang diri. Merasakan pergerakan dariku, Bang Hasan dengan cepat mengusaikan semua yang dilakukannya, termasuk menyimpan gawai kembali di meja nakas.

“Kenapa disimpan, Abang?” tanyaku tanpa berniat mengumbar jika aku sedikit curiga dengan tingkah lakunya.

“Sudah malam, mau tidur, Zahrah Sayang. Itu tuh, mata kamu, tuh! Ada lasernya!” kilah Bang Hasan.

Aku menggeleng tidak setuju dengan penuturannya. Dia benar-benar bersikap mencurigakan, seakan ada sesuatu yang sedang disembunyikan.

Pria itu menarik tanganku hingga menimpa tubuhnya. Terdengar gedebuk saat kami beradu, tetapi Bang Hasan s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status