Mengandung Bayi Presdir Dingin

Mengandung Bayi Presdir Dingin

Oleh:  Sei Fitria  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
35Bab
192Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Untuk membayar utang perusahaan ayahnya pada Keluarga Alvendra, Senja harus bersedia menjadi istri kedua Langit dan melahirkan ahli waris untuk pria itu dan istrinya. Hanya saja, Senja sama sekali tidak menyangka sosok kejam Langit akan memperlihatkan sedikit perhatian pada dirinya yang sedang hamil. Sayangnya, ketika perasaan cinta bertumbuh, istri pertama Langit menganggapnya sebagai perebut! Lantas, bagaimana kisah Senja selanjutnya? Akankah kisahnya dan Langit benar-benar berakhir setelah melahirkan bayi presdir dingin itu?

Lihat lebih banyak
Mengandung Bayi Presdir Dingin Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
35 Bab
Senja untuk Dijual
Plak!Suara tamparan bergema dalam ruangan kantor yang membuat semua mata yang mendengar langsung mengerjap dan menatap penasaran pada sumber suara. Ketika mereka melihat bahwa presiden direktur mereka sedang menampar putrinya sendiri, mereka langsung secara sigap bangkit dari kursi dan meninggalkan ruangan tersebut.Satu hal yang membuat mereka bertahan di perusahaan Sky Song Corporation selain gaji mereka adalah karena sikap sang presiden direktur yang tidak segan melakukan kekerasan terhadap siapapun yang dia rasa patut mendapatkannya. Dan mereka, 5 orang karyawan presiden itu tidak mau menjadi penerima tamparan berikutnya, makanya mereka langsung keluar dari ruangan itu meninggalkan apapun kesibukan mereka sebelumnya.Senja mengerjap dan menatap nyalang pada ayahnya, "sekarang tamparan yang aku terima, besok apa lagi Pa?" tanyanya dengan nada sinis."Kau memang anak yang durhaka! Percuma Papa habis-habisan selama ini membiayai kuliahmu, jajanmu dan perhiasanmu jika kau sama sekali
Baca selengkapnya
Pertemuan Pertama dengan Istri Pembeli
Memastikan wajah dan dirinya dalam keadaan sempurna seperti biasa, Senja keluar dari mobilnya dan dengan senyuman ramah mengangguk pada security yang sudah hapal dengannya itu dan langsung menuju lift. Mengeluarkan ponselnya untuk mengecek sesuatu, Senja menunduk menatap ponselnya, sama sekali tidak peduli pada orang-orang yang masuk, perlahan mengisi lift dan hanya memastikan dia tidak terjepit atau mengganggu orang lain.Ketika sampai di lantai 15, Senja kemudian keluar lift dan langsung mengerjap ketika mendengar keributan di bagian informasi yang tersedia setiap lantai. Memasukkan ponselnya ke saku blazernya, Senja memperhatikan selama beberapa saat apa yang terjadi dan menaikkan sebelah alisnya begitu bisa menebak letak permasalahannya.Wanita yang Senja ketahui dari foto-fotonya di internet sebagai Crystal Cantika-Alvendra itu sedang mengomeli seorang suster atau petugas informasi karena perihal fasilitas ruangan atau semacamnya. Petugas atau suster itu terlihat sangat sedih den
Baca selengkapnya
Penandatanganan Kontrak
Satu minggu kemudian, Senja berhadapan dengan pria tampan beraura dingin dan dua juru hukumnya. Mereka duduk di ruangan Hendra, dengan pria itu duduk di samping Senja dengan senyum paling lebar yang pernah gadis itu lihat.Selama beberapa saat Senja bertatapan dengan Langit, mereka berbagi tatapan datar tanpa ekspresi berarti sebelum kemudian pria itu menjentikkan tangannya, memberikan kode pada juru hukumnya untuk melakukan apa yang perlu di lakukan, tidak melepaskan tatapan dengan Senja.Senja menaikkan sebelah alisnya sebelum kemudian berpaling dan merebut kontrak yang akan ditandatangani Hendra. "Sebagai orang yang terlibat langsung dalam kontrak ini, tidak ada salahnya aku membacanya lebih dulu kan?" tanyanya tetapi tidak mengharapkan jawaban sama sekali dan langsung membaca kontrak yang tersedia.Semuanya normal, sepanjang pengetahuan Senja dalam hal dokumen kontrak, tidak ada pasal yang memberatkannya dan menjelaskan dengan pasti mengenai masa kontrak berlaku adalah satu tahun
Baca selengkapnya
Pernikahan
Senja memandang gaun pengantin berwarna hitam yang dia pilih dengan senyuman datar. Dia sebetulnya sangat membenci warna gelap, tapi mulai dari detik ini, dia akan memastikan semua pakaiannya hanyalah yang berwarna gelap. Dia tidak berdiri di depan pendeta nantinya dengan suka citanya, dan tentu saja dia akan membuat semua tamu yang datang mengetahui itu. Meskipun sebenarnya yang menjadi tamu hanyalah keluarga Alvendra dan Katrina Sitompul, sahabatnya.Tapi, meskipun gaun pengantin itu berwarna hitam, tidak menghilangkan keanggunan gaun tersebut dan tentu saja membuat perhatian semua yang hadir tertuju padanya."Selena, lo tau apapun yang bakalan terjadi, gue selalu bersama lo kan?" tanya Katrina, suaranya penuh kekhawatiran saat dia menyelinap masuk ke ruangan.Senja memalingkan pandangannya dari cermin dan menatap sahabatnya dengan mata yang mencerminkan campuran antara keputusasaan dan keberanian. "Gue tau Kat, dan gue akan selalu ingat itu," angguknya dengan senyuman.Katrina meng
Baca selengkapnya
Malam Pertama
Senja duduk dengan kaku di tepi ranjang, dan langsung berdehem kecil ketika Langit mendongak untuk menatapnya. Senja kemudian menatap sekeliling kamar dengan kikuk dan telinga yang memerah dan bingung mau berbuat apa. Senja merasakan Langit bangkit dari posisinya dan berdiri di hadapannya, membuat Senja mau tidak mau mendongak dan kembali termangu ketika melihat tatapan penuh arti yang diberikan pria itu. Senja ingin berbicara sesuatu tapi entah kenapa mulutnya kaku dan otaknya tidak bisa memproses apa yang terjadi, jadi dia terdiam dan tenggelam dalam tatapan mata gelap pria di hadapannya itu. Langit kemudian menyentuh dagu Senja dan menaikkannya, menahan tatapan Senja dengannnya, "bagaimana mungkin ada perempuan yang masih perawan di umur 25 tahun?" tanya pria itu dengan suara beratnya yang sukses membuat Senja bergidik. "Kau menyelidiki tentangku," tuduh Senja beberapa saat kemudian ketika berhasil menemukan suaranya. "Tentu saja, menurutmu mengapa aku memilihmu diantara banyak
Baca selengkapnya
Hati Istri yang Tersakiti
Beberapa hari sebelumnya di kediaman keluarga Alvendra.Crystal memainkan jarinya dengan gelisah, menunggu keputusan dari para tetua keluarga Alvendra. Langit, suaminya, tampak sibuk dengan dokumen-dokumen di tangannya, tidak terganggu oleh keributan di ruang keluarga."Langit, kami sudah memutuskan!" ucap Kakek Langit dengan nada penuh otoritas. Langit mengangkat kepalanya dari dokumen, menatap kakeknya dengan rasa penasaran.Crystal yang duduk di samping Langit semakin gugup. Ia ingin menggenggam tangan suaminya untuk mencari ketenangan, tapi mengurungkan niatnya karena tahu Langit tidak suka disentuh. Di bulan pertama pernikahan mereka, Langit masih bersedia menyentuh Crystal. Namun, setelah mereka menerima kabar dari rumah sakit tentang kemandulan Crystal, Langit tidak pernah menyentuhnya lagi. Pernikahan mereka hanya menjadi formalitas belaka."Kalian sudah menikah selama 12 tahun dan mustahil untuk mendapatkan keturunan langsung. Namun, kita membutuhkan ahli warismu, Langit. Mak
Baca selengkapnya
Gemerlap Dunia Malam
Senja tidak peduli apa yang sebenarnya diinginkan Crystal dengan mengumumkan kepada dunia bahwa dia adalah istri kedua Langit. Namun, Senja tidak ingin menukar perannya dengan wanita ini. Jadi, dia kembali memperingatkan Crystal bahwa akan ada risiko yang tidak diinginkannya jika ia tetap melanjutkan permainannya."Shut up, you wench!" Crystal mengangkat tangannya, siap menampar Senja lagi.Namun, kali ini Senja tidak tinggal diam. Dia menahan tangan Crystal dan memandang wanita itu dengan tatapan dingin. "Aku tidak peduli apa rencanamu, tapi jangan coba-coba untuk menyakitiku. Aku bukan wanita lemah yang akan diam saja jika diancam orang lain," ucapnya dengan nada datar."Kau!" Crystal meronta, berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Senja. Namun, Senja tidak melepaskannya. Sebaliknya, ia mendekatkan mulutnya ke telinga Crystal."Jangan lupa, kalian yang membutuhkan aku, bukan aku yang mengemis untuk berada di posisi ini," bisiknya dengan dingin sebelum melepaskan tangan Crystal
Baca selengkapnya
Memasuki Kediaman Alvendra
Senja membuka mulutnya, berniat untuk menjawab sesuatu ketika tiba-tiba sorakan dan bentakan terdengar di ruangan itu. Dua orang pejudi berdiri, saling memegang kerah lawan masing-masing, dipenuhi emosi berlebihan. Senja mengerjap, menatap Langit yang menyipitkan matanya mengamati kejadian tersebut.Keributan itu menarik perhatian semua orang di ruangan. Para pemain lain menoleh, beberapa di antaranya menyingkir untuk menghindari pertikaian. Seorang pria berbadan besar, yang tampaknya adalah petugas keamanan, segera melangkah maju, berusaha melerai pertengkaran."Tenang, semuanya! Tidak ada tempat untuk kekerasan di sini," seru petugas keamanan dengan suara menggelegar, memisahkan kedua pria yang berseteru.Langit menghela napas panjang, lalu menatap Senja. "Ini salah satu risiko di tempat seperti ini. Emosi bisa memuncak, terutama ketika uang banyak yang dipertaruhkan," ucapnya dengan nada tenang, meskipun matanya tetap awas mengamati situasi.Senja mengangguk, merasakan ketegangan d
Baca selengkapnya
Penerimaan dan Penolakan
Saat Senja sampai di ruang makan, seluruh tetua keluarga Alvendra telah duduk di kursi mereka masing-masing. Ruangan itu memancarkan aura keanggunan klasik dengan meja panjang yang dihiasi taplak bordir dan peralatan makan perak. Lampu gantung kristal yang tergantung di langit-langit memancarkan cahaya hangat, menciptakan suasana mewah dan megah.Ketika derap langkah Senja terdengar menuruni tangga, percakapan di ruangan itu mereda. Semua kepala menoleh ke arah tangga, dan mata mereka terpaku pada sosok Senja yang muncul. Dalam balutan gaun mewah yang dipilihnya, Senja tampak anggun dan memukau. Tatapan terpesona dari para tetua keluarga Alvendra mengiringi langkah Senja yang mantap dan percaya diri. Sejenak, suasana hening sebelum Kakek Langit, yang duduk di ujung meja, memberi isyarat dengan tangannya agar Senja mendekat. "Selamat datang, Senja," ucap Kakek Langit dengan suara berat namun ramah. "Kami senang kau bisa bergabung dengan kami malam ini."Senja tersenyum anggun dan men
Baca selengkapnya
Kehidupan Senja di Keluarga Alvendra
Baru satu hari Senja menjalani kehidupan di kediaman Alvendra, tetapi Crystal sudah tidak sabar untuk membuatnya merasa malu.Crystal melayangkan tatapan sinis padanya ketika dia menuju ruang makan. "Wah, putri tidur akhirnya bangun. Enak ya, menjadi seorang putri yang ditungguin semua orang?" ucapnya dengan nada menghina, suaranya penuh dengan sindiran tajam.Senja mengerjap sejenak, mencoba menahan diri. Namun, saat dia mengingat alasan mengapa dia baru bangun pukul delapan pagi, tatapannya langsung beralih ke arah Langit. Pria itu duduk di ujung meja, tampak sibuk memeriksa lembaran dokumen, sama sekali tidak terlihat peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Wajahnya terlihat segar dan fokus, seolah-olah malam tadi adalah charger-an yang sempurna baginya."Selamat pagi," Senja berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang meskipun hatinya bergejolak. Dia tahu bahwa menunjukkan kelemahan hanya akan membuat Crystal semakin puas.Crystal mendengus pela
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status