Untuk membayar utang perusahaan ayahnya pada Keluarga Alvendra, Senja harus bersedia menjadi istri kedua Langit dan melahirkan ahli waris untuk pria itu dan istrinya. Hanya saja, Senja sama sekali tidak menyangka sosok kejam Langit akan memperlihatkan sedikit perhatian pada dirinya yang sedang hamil. Sayangnya, ketika perasaan cinta bertumbuh, istri pertama Langit menganggapnya sebagai perebut! Lantas, bagaimana kisah Senja selanjutnya? Akankah kisahnya dan Langit benar-benar berakhir setelah melahirkan bayi presdir dingin itu?
Lihat lebih banyakCrystal menyesap winenya dengan anggun, matanya penuh senyuman riang, bibirnya melengkung dalam senyuman lebar. Sekilas, dia terlihat seperti wanita biasa yang sedang menikmati segelas wine di malam yang tenang. Namun, pandangan itu jauh dari kenyataan. Di sekelilingnya, suasana penuh ketegangan dan kekacauan tidak bisa disembunyikan.Beberapa pria berpakaian serba hitam, yang jelas merupakan bodyguard, terlibat dalam perkelahian sengit. Mereka memukul beberapa pria berpakaian preman, yang tampak tidak berdaya melawan kekuatan dan keahlian para bodyguard tersebut. Suara pukulan dan erangan kesakitan memenuhi udara, namun Crystal tetap duduk tenang, seolah tidak terganggu sama sekali.Di sudut lain ruangan, beberapa wanita dan pria sedang mabuk-mabukkan. Gelak tawa mereka terdengar nyaring, namun ada nada kepanikan tersembunyi di balik tawa mereka. Botol-botol alkohol berserakan di lantai, dan beberapa di antaranya sudah pecah, menyebarkan bau alkohol yang tajam.
"Aku pulang," bisikan lembut dan mesra di telinga Senja, diikuti dengan pelukan hangat dari belakang. Punggungnya yang bersandar pada dada bidang Langit membuat Senja otomatis tersenyum lebar. Dia mengarahkan tangan Langit untuk menyentuh perutnya yang semakin membuncit."Welcome home," balas Senja sambil memberikan kecupan kecil di pipi Langit. Senyumnya merekah, kebahagiaan jelas terpancar dari wajahnya. Setelah itu, dia kembali sibuk dengan adonan di depannya. Hari ini, dia ingin membuat cookies untuk camilan dengan bantuan resep dari Mama.Mama sebenarnya juga berniat membantu, tetapi karena Senja khawatir dengan pemulihannya, dia meminta Mama untuk istirahat dan membiarkan Senja bermain di dapur dengan pengawasan Si Mbok.Langit memperhatikan Senja yang begitu asyik dengan kegiatan masaknya. "Kau terlihat sangat cantik ketika memasak," bisiknya dengan nada lembut, membuat pipi Senja merona."Ah, kamu selalu bisa membuatku tersipu," balas Senja, terta
"Mas, siapa mereka?" tanya gadis muda itu dengan suara manja, sambil menggelayut pada lengan Hendra. Matanya menatap sinis pada Senja dan Mama Celine, seakan mencoba menunjukkan superioritasnya. Senja mendengus kesal, merasa jijik dengan pemandangan di depannya. Dia menggelengkan kepala, mencoba menahan amarah yang terus membara."Mas? Lo manggil orang yang seumuran bapak lo dengan sebutan Mas? Wow, tsk tsk tsk," komen Senja dengan nada sarkastik, sorot matanya penuh ketidakpercayaan dan penghinaan.Gadis itu tersentak, tidak menyangka akan mendapat reaksi seperti itu. Dia melepaskan genggamannya dari Hendra dan memandang dengan tatapan kebingungan dan kemarahan. Hendra, yang merasa semakin terpojok, mencoba menenangkan situasi. "Sudah, tidak perlu seperti ini. Aku bisa menjelaskan semuanya," ucap Hendra dengan nada memohon, tetapi Senja sudah kehilangan kesabaran."Kami tidak butuh penjelasanmu, Tuan Hendra," potong Senja dengan nada tajam, suaranya penuh denga
Beberapa hari berlalu, kondisi Mama Senja semakin membaik. Untuk merayakan pemulihan ibunya, Senja mengajak Mama untuk berbelanja di pusat perbelanjaan. Berbelanja bersama adalah kebiasaan mereka saat merayakan momen-momen penting. Biasanya, mereka memanjakan diri dengan tas atau pakaian bermerek, namun kali ini, Senja memiliki tujuan yang lebih spesifik.Senja membutuhkan pakaian ibu hamil baru karena perutnya semakin membesar dan pakaian lamanya sudah tidak muat lagi. Dia ingin mendapatkan saran dari ibunya untuk memastikan pakaian tersebut tetap terlihat menarik dan modis, tidak kuno atau membosankan.Mereka tiba di mal yang megah, penuh dengan toko-toko desainer dan kafe yang menggoda dengan aroma kopi dan kue-kue lezat. Senja merasa nostalgia saat mereka masuk ke dalam, mengingat banyak kenangan indah yang mereka bagikan di tempat ini. Dengan senyum di wajahnya, Senja menggandeng tangan ibunya, merasakan kebahagiaan yang sederhana namun mendalam."Aku sanga
Setelah berbicara dengan dokter, Senja kembali ke kamar ibunya dengan langkah ringan. Di sana, dia menemukan Langit dan Nyonya Celine masih berbincang hangat. Langit tampak begitu perhatian dan peduli, mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh Nyonya Celine dengan penuh kesungguhan.Saat Senja masuk, Langit menoleh dan tersenyum padanya. "Bagaimana kabarnya?"Senja membalas senyum suaminya. "Dokter bilang Mama bisa pulang dalam beberapa hari, jika semua pemeriksaan berjalan lancar."Nyonya Celine tampak sangat gembira mendengar kabar tersebut. "Oh, syukurlah. Aku sudah tidak sabar untuk keluar dari sini dan memulai hidup baru dengan kalian."Senja duduk di samping ibunya lagi, menggenggam tangannya dengan lembut. "Kami juga, Ma. Kami akan membuat semuanya siap untuk kedatangan Mama di rumah."~o0o~Senja merasa gugup saat menatap Langit. "Langit, maafkan aku. Harusnya aku kasih tahu dulu tentang Mama. Aku seenaknya mengatakan kita siap me
Di dalam mobil, Senja tidak bisa berhenti tersenyum. Perasaan hangat dan bahagia memenuhi hatinya, seakan semua kekhawatiran dan masalah yang tadi mengganggunya hilang begitu saja. Beban besar yang selama ini menghimpit hatinya terasa terangkat, dan ia merasa lebih ringan dan bebas.Saat mereka tiba di rumah sakit, Senja hampir tidak bisa menahan dirinya untuk berlari menuju kamar ibunya. Dengan langkah cepat, dia melewati lorong-lorong rumah sakit, hati dan pikirannya hanya terfokus pada satu hal: melihat ibunya yang tercinta. Ketika dia memasuki ruangan, matanya langsung tertuju pada sosok Nyonya Celine yang duduk di tempat tidur, dengan senyum lemah tetapi hangat di wajahnya."Mama!" teriak Senja dengan suara penuh keharuan, air mata mengalir di pipinya saat dia berlari dan memeluk ibunya dengan erat.Nyonya Celine membalas pelukan itu dengan penuh kasih, tangannya mengelus rambut Senja dengan lembut. "Senja, sayang... Mama merindukanmu," katanya dengan
Setelah acara selesai, Senja meluangkan waktu untuk memastikan bahwa manajer restoran yang dia tunjuk mengetahui semua tugasnya dengan baik. Dia memberikan beberapa instruksi terakhir dan memastikan semua berjalan sesuai rencana. Saat dia melihat semua persiapan sudah cukup dan manajer mengangguk dengan penuh percaya diri, Senja merasa lega.Senja kemudian mengikuti Langit menuju mobil mereka. Perjalanan pulang diisi dengan obrolan ringan tentang acara yang baru saja selesai. Mereka berdua merasa puas dan bangga dengan kesuksesan peluncuran Restoran Lembayung.Saat mobil memasuki halaman kediaman Alvendra, Senja merasakan kehangatan yang aneh di hatinya. Rumah megah itu telah menjadi tempat yang ia anggap sebagai rumahnya. Entah sejak kapan, dia mulai merasa nyaman dan betah di sana. Setiap sudut rumah itu kini memiliki kenangan yang berharga bagi Senja.Langit membuka pintu rumah dan mempersilakan Senja masuk. "Selamat datang di rumah," katanya sambil ter
Senja merasa hidupnya belakangan ini semakin sempurna. Perusahaannya berjalan lancar, restorannya sedang direnovasi untuk memberikan penampilan baru sebagai restoran yang unik dan modern, dan hubungannya dengan Langit lebih baik daripada yang dia harapkan. Meskipun di internet berita negatif tentang dirinya tidak berhenti bermunculan, Senja merasa semuanya lebih baik dari sebelumnya.Setiap hari, dia merasakan cinta dan dukungan Langit yang membuatnya semakin yakin bahwa mereka bisa melalui apa pun bersama. Keseharian mereka diisi dengan tawa, canda, dan momen-momen kecil yang semakin mempererat ikatan di antara mereka. Di tengah kesibukannya, Senja masih menyempatkan diri untuk memasak makanan favorit Langit, menciptakan kenangan manis di dapur rumah mereka.Namun, kebahagiaan Senja memuncak ketika dia menerima telepon dari rumah sakit. Dengan hati berdebar, dia mendengarkan dokter yang mengabarkan bahwa perawatan ibunya telah menunjukkan hasil yang positif. Ibunya ya
Suara hiruk-pikuk dari dapur memecah keheningan sore, membangunkan Senja yang tertidur lelap di sofa ruang keluarga. Perlahan membuka mata, dia mengerjap heran dan menguap lebar, kemudian bangkit dari posisi tidurannya. Dengan rasa penasaran, Senja berjalan menuju dapur untuk melihat apa yang sedang terjadi.Di sana, dia mendapati pemandangan yang menghangatkan hati: Langit sibuk memasak dengan penuh semangat, sementara si Mbok mengawasinya dengan wajah kikuk dan ragu. Melihat itu, Senja tidak bisa menahan senyum kecil yang menghiasi wajahnya."Apa yang kamu buat, Langit?" tanyanya sambil mendekat dengan penasaran.Langit terkejut mendengar suara Senja, dan dengan cepat mendekatinya. "Bumil, duduk saja dan perhatikan. Jangan mendekat, nanti kena aku atau kena yang lainnya," ucapnya dengan penuh keseriusan sambil menggiring Senja ke kursi di dekat meja dapur.Senja tertawa kecil dan menuruti perintah suaminya. "Baiklah, aku akan duduk dan memperhatikan. Tapi serius, apa yang sedang kam
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.