Share

Bab 17 (b)

"Kenapa kamu seperti ingin menangis lagi, Fe?" tanya Furqon. "Tenang. Salim bisa dipercaya." Furqon tertawa.

"Njenengan yakin?" sambar Feiza.

"Iya. Meski aku tidak memintanya langsung untuk itu, aku tahu Salim tidak akan menceritakan pernikahan kita kepada siapa pun tanpa seizinku."

Feiza langsung menghela napasnya lalu mengusap air mata yang ada di ujung pelupuk matanya dengan tisu.

"Sudah, kan?" tanya Furqon sembari melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 05.47.

"Ada yang ingin kukatakan lagi, Gus," balas Feiza.

"Nggak nanti saja saat di Plosojati?"

"Ndak." Feiza menggeleng. "Aku ingin bilang sekarang."

"Baiklah. Soal apa?" tanya Furqon.

"Soal pemilwa, pemilihan mahasiswa." Feiza tidak langsung berterus-terang, menunggu tanggapan Furqon. Namun, laki-laki itu hanya diam hingga Feiza pun memutuskan untuk melanjutkan kata-katanya. "Aku dida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status