Share

Bab 26 - Pindah

26

Hari sudah menjelang sore saat aku dan Raisa sampai di rumah kembali. Rasa lelah bermain setengah hari bersama Evan membuatku segera tertidur pulas.

"Abang, bangun dulu. Udah mau jam lima. Abang, kan, belum salat Asar," ujar Raisa sembari mengguncangkan tubuhku.

Aku bergegas bangun dan membersihkan diri. Tak lupa untuk berwudu kemudian salat Asar. Aku mempergunakan waktu menjelang Magrib ini untuk lebih banyak berdoa, meminta yang baik-baik kepada Tuhanku. Terutama untuk segera memiliki keturunan.

Isak tangis Raisa dari sofa di dekat jendela membuatku tertegun. Aku segera bangkit dan mendekati perempuan tercinta. "Kenapa nangis?" tanyaku sambil mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

"Maaf, Bang. Aku belum bisa ngasih keturunan buat Abang," jawab Raisa di sela-sela tangisan.

Aku meraih kepalanya dan merangkul Raisa masuk ke pelukan. Aku membelai rambutnya yang panjang hingga ke punggung dengan penuh rasa sayang.

"Kita ikhtiar dan berdoa aja terus. Semoga bisa segera dikabu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status