Share

Bab 30 - Menghindari Perang Mahabrata

30

Bayu menggendong Evan dan mencoba menenangkan tangisan anaknya. Lambaian tangan Raisa dibalas Evan sambil sesenggukan. Marni, Esti dan Eli berdiri memperhatikan mobil yang kami tumpangi.

Raisa menangis terisak dalam dekapan maminya di kursi tengah. Aku sendiri sekuat tenaga menahan air mata hingga tidak luruh, dan berusaha untuk tetap fokus menyetir. Mobil milik Papa menyusul di belakang.

Kedua mobil melaju menembus kemacetan kota kembang di hari Senin pagi yang cerah. Memasuki jalan tol laju mobil kami tambah dengan tetap menaati aturan.

Sepanjang jalan Raisa masih menangis. Sepertinya dia kesulitan menahan kesedihan karena harus berpisah dengan orang-orang yang disayangi.

Sekitar dua jam kemudian kami sampai di Jakarta. Aku menghentikan mobil di parkiran sebuah gedung perkantoran yang besar. Semua penumpang dari kedua mobil turun, lalu kami melangkah memasuki gedung.

Seorang pria berkemeja putih dan dasi hitam menyambut kedatangan kami dengan ramah. Pak Tono, manajer umum men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status