Share

21|Wejangan Kakek

Kesalahan yang sama di rumah Nenek. Apa yang dia maksudkan dengan itu? Apakah dia menyebut ciuman kami sebagai sebuah kesalahan?

Aku rasanya mau menghilang lagi dari dunia ini mengingat kejadian itu. Aku seharusnya bersikeras untuk tidak terpancing dengan ucapan Nenek. Mengapa aku malah menyerah dan mencium dia di depan semua orang? Bukan hanya Nenek, tetapi juga pelayan setianya.

Aku tidak sekadar mencium pipi atau kening, tetapi bibirnya. Semua yang Nidya dan Mala katakan di kantor tadi jadi buyar. Aku mendadak tidak tahu harus bersikap bagaimana di depan kakeknya nanti. Bagaimana kalau dia juga meminta bukti kami serius dengan pernikahan ini?

“Ah, kalian sudah datang! Ayo, masuk, masuk!” Kakek menggerakkan tangannya, mengajak kami masuk ke ruang tengah.

Dia sedang menonton siaran televisi sambil menikmati segelas kopi dan sepiring pisang goreng. Perutku berbunyi menghirup aroma khas kopi dari desa tersebut.

“Siapkan makan malam secepat mungkin. Lalu panggil kami kalau sudah waktuny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status