Share

16. Rencana yang Gagal

Ajeng buru-buru pergi dengan kaki berjinjit agar tidak menimbulkan suara. Dia bersembunyi di balik sofa ruang keluarga dengan cara merunduk. Menunggu Nadia menaiki tangga dengan secangkir kopi di tangan kanan dan senyum merekah.

Setelah melepaskan alas kaki, Ajeng buru-buru mengikuti Nadia. Gadis itu sudah sampai di depan kamar Evan dan mengetuk pintu.

"Mas! Mas Evan, buka pintunya dong," panggil Nadia dengan suara manja.

Ingin sekali Ajeng muntah melihat kelakuan gadis itu. Untung saja dia tidak melihat gadis itu setiap hari, karena Nadia bekerja di luar kota mengikuti ayahnya.

Ketika Nadia mengetuk pintu untuk yang kedua kalinya karena tidak kunjung dibuka, Ajeng mendekati gadis itu dan merebut cangkir kopi yang masih terasa panas.

"Makasih ya, udah bikinin aku kopi. Tahu aja kalau aku lagi butuh kopi." Ajeng langsung menjauh ketika Nadia memekik.

"Balikin nggak? Jangan lancang ya! Itu kopi buat Mas Evan!" jerit Nadia sambil berusaha menggapai kopi itu.

Karena Ajeng jauh lebih tingg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status