Share

Bab 32

Di tengah malam itu, Serena duduk di ruang kerjanya dalam penthouse yang megah namun sunyi. Lampu redup menerangi meja kayu besar di depannya. Tangannya dengan rapi menyusun dokumen, namun pikirannya jauh melayang, menunggu balasan pesan dari Sebastian. Ketika ponselnya bergetar, ia segera mengambilnya.

Pesan dari Sebastian muncul di layar, mengandung ketegasan dan amarah yang terpendam.

[Kau tidak berhak mengaturku lagi, kesepakatan kita sudah berakhir ketika Bintara dan Aruna berpisah. Apa lagi maumu?]

Serena membaca pesan itu berulang kali, alisnya sedikit terangkat, lalu sebuah senyum tipis muncul di sudut bibirnya. Dia bangkit dari kursinya, berjalan ke jendela besar yang menghadap pemandangan kota yang berkilauan di bawahnya. Di balik pandangan tenangnya, hatinya berkecamuk.

"Sebastian," gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan kepada dirinya sendiri, "kau belum mengerti permainan ini. Kau berpikir bisa lepas begitu saja?"

Serena meny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status