Share

15 A

"Bu! Sepertinya aku sakit deh. Badanku terasa lemas. Aku mual terus dan eneg juga dengan bau itu tuh, bunga-bunga Ibu," keluh menantuku. Dia menggunakan masker dua lapis agar tidak mencium aroma berbagai macam bunga yang sedang bermekaran.

Santi memang tidak terlalu suka merawat tanaman, tapi dia tak pernah mual jika membantuku menyiram bunga yang indah dan menyejukkan pandangan ini. Apakah Santi sedang mengandung? Ah, tidak baik kalau terlalu bahagia sebelum tahu dengan pasti. Nanti kami bisa kecewa.

"Apa kamu punya riwayat sakit magh, San?" tanyaku khawatir.

"Iya, Bu. Tapi Santi gak ada terlambat makan kok," balasnya. Aku mengajak menantuku duduk di sofa, mengambil minyak kayu putih dan membalurkannya di leher cintanya anakku.

"Kamu makan sesuatu yang asam-asam? Asam juga bisa memicu magh jadi kambuh, Nak," cecarku lagi. Santi mengernyitkan keningnya, mencoba mengingat-ingat apa yang dia makan. Kemaren dia keluar sama teman-temannya sehingga aku tak tahu apa yang dia makan.

"Cuma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status