Share

Sebuah Janji

Pulang kerja langsung disambut dengan mas Angga yang ngambek. Dia tidak mau makan kalau tidak aku suapi. Mau tak mau, meski tubuhku letih, kusempatkan menyaupinya dulu. Memang berbeda, jika perasaan itu masih ada ataupun mati rasa. Hambar.

"Aku merindukanmu, tidak bisakah kamu memelukku?"

Aku menoleh selintas. Jengah.

"Maaf, Mas. Tapi sekarang tidak sama."

"Maksudnya apa sih? Dari kemarin kamu selalu aja bilang kayak gitu. Kamu selingkuh?" rautnya tak suka. Aku tersenyum tipis. Menyodorkan sesendok ke arahnya.

"Mas kenal Riri?"

Dia menepis tanganku. Menolak disuapi lagi. Tapi tatapannya heran ke arahku.

"Bagaimana kamu kenal dengan Riri?"

"Justru itu. Mas selingkuh dengan Riri. Mas ingat? Aku ini mandul, katamu dan ibu. Kita menikah lama tapi belum juga punya anak. Dan saat itu, mas datang dengan membawa anak kecil. Anak itu anakmu, kamu bilang seperti itu. Lalu, kamu lebih memilih anak itu, juga wanita bernama Riri. Kamu ninggalin aku, mas."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status