Share

Bab 43. Bantuan Datang

“Rendi…! Buruan cari cantuan!” Nesa menjerit histeris.

“Iya Mbak. Tutup dulu telponnya,” Rendi ikut berteriak panik dari seberang telepon.

Dengan perasaan tidak karuan, Nesa mengamati isi kamar, berharap menemukan peralatan yang bisa dijadikan senjata jika Lee berhasil menerobos pintu.

Tiba-tiba matanya tertumbuk pada sebuah pemukul bisbol yang berdiri di sudut lemari pakaian. Bergegas, ia mengambil benda tersebut dan menunggu. Nesa bersiaga di belakang pintu. Ia memegang pemukul kayu itu dengan erat sambil mengatur detak jantungnya yang bergemuruh tak menentu.

“Pilihannya, aku atau kamu!” batinnya dengan nekat, siap mengayunkan pemukul kayu jika Lee muncul.

Namun pintu dengan kayu tebal itu masih berdiri kokoh meskipun Lee berkali-kali menghantam dari luar.

Susan tampak mulai menggerak-gerakkan badan sembari membuka mata. Pandangannya sayu menatap Nesa yang tengah berjaga di depan pintu dengan waja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status