Share

Bab 141

Teman tak selamanya melindungimu. Adakalanya, justru merekalah yang menusukmu dari belakang.

***

Qeiza sedang membersihkan wajahnya dari sisa-sisa make up. Ponselnya sedari tadi berbunyi. Dia mengabaikannya. Malas beranjak dari depan cermin, hanya untuk kembali lagi.

“Siapa sih?” Qeiza bersungut-sungut. Gawainya terus bernyanyi. Terpaksa dia bangun juga.

Qeiza melirik jam dinding. Sudah hampir tengah malam. Ingatannya langsung melayang pada Abbas.

“Mau pinjam uang lagi?” batin Qeiza. Meraih ponselnya dengan enggan. Keningnya mengerut. Ternyata bukan nama Abbas yang muncul pada layar ponselnya.

Qeiza menurunkan tangannya. Tulangnya seketika tak bertenaga. “Apa lagi sekarang?”

Qeiza benar-benar frustrasi menghadapi sikap Ansel. Lelaki itu tak kenal kata menyerah dalam kamus hidupnya.

Kesal lantaran ritual keperempuanannya terganggu, Qeiza melempar ponselnya ke atas kasur. Tentunya dia telah mematikan nada dering. Biar saja Ansel terus memanggilnya. Nanti dia juga akan bosan bila
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status