Share

Bab 144

“Wah, wah … sepertinya aku ketinggalan,” tegur sebuah suara.

Lelaki berwajah bulat itu mengurungkan niatnya untuk melangkah.

“Adnan?” Sebuah harapan tebersit di hati Qeiza saat melihat siapa yang datang.

Qeiza hendak membuka mulut untuk meminta bantuan kepada teman lamanya itu. “Tidak! Itu tidak mungkin!” batin Qeiza. Mulutnya kembali terkunci. Adnan melangkah tanpa hambatan untuk mendekatinya.

“Halo, Qei!” sapa Adnan. Berjongkok di hadapan Qeiza. Dia mengulurkan tangan. Ingin menyentuh wajah Qeiza.

“Singkirkan tangan kotormu itu dari wajahku!”

Qeiza tak percaya lelaki yang selama ini dianggapnya sebagai sahabat terbaik justru sengaja menjebaknya.

“Ssst! Tenanglah!” ujar Adnan. “Tidak baik marah-marah. Kau akan semakin cepat tua.”

“Seharusnya kau berterima kasih padaku,” imbuh Adnan. “Aku menyelamatkanmu lagi.”

“Cuih!” Qeiza meludahi wajah Adnan. “Kau sama gilanya dengan Aleta.”

Adnan membersihkan mukanya. Rahangnya mengeras, tetapi dia tetap menampilkan senyuman.

“No, no.”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status