Share

Bab 145

Hampir pukul sebelas malam. Chin Hwa baru saja tiba di rumah. Dia menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan. Meregangkan otot-otot lehernya yang terasa tegang.

Dia membanting diri ke atas kasur. Merentangkan kedua tangannya seperti burung terbang. Kakinya dibiarkan menjuntai di tepi ranjang.

“Anin!” Ingatannya tentang Qeiza membuatnya kembali duduk.

Dia mengeluarkan ponselnya dari saku. Dengan senyum terkembang, dia menghubungi nomor Qeiza. Panggilan tersebut tak tersambung. Setiap kali dia memanggil ulang, tetap hanya terdengar sahutan dari operator.

Tidak biasanya Qeiza mengabaikan panggilannya. Tiba-tiba Chin Hwa merasa tak tenang. Dia melepas pakaiannya yang penuh keringat dan menggantinya. Karena cuaca terasa semakin dingin, dia mengenakan jaket yang lebih tebal.

Sementara di ruang bawah tanah, Qeiza masih berkutat untuk melepaskan tali yang mengikat tangannya. Matanya sesekali mengawasi dua anak buah Aleta. Mereka semakin dekat.

“Minggir!” Lelaki berwajah bulat mengusir Adn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status