Share

Bab 142

“Aku merasa seperti tak mengenali kalian lagi.”

Adnan terkekeh mendengar keluhan Qeiza. Kendaraannya melaju kencang. Semakin jauh meninggalkan kantor Qeiza.

Qeiza terduduk tegap. Dia melihat ke luar jendela. “Lo, bukannya ini salah jalan ya?” tanyanya. Seingatnya, Vany pernah memberitahu alamatnya. Itu bukan jalan yang kini Adnan tempuh.

“Enggak kok. Jalannya sudah benar,” timpal Adnan. “Vany sedang menginap di rumah kerabatnya.”

Kelebat resah membayang di mata Adnan. Cepat-cepat dia mengalihkan pandangannya dari kaca spion ke jalan. Khawatir akan beradu tatap dengan Qeiza.

Untungnya, Qeiza tak lagi banyak bertanya. Hanya diam. Membuang pandang pada bangunan dan pepohonan di tepi jalan yang terlihat seperti sedang berlari mengejar mereka.

Adnan bernapas lega. Dia tidak terlalu pandai berbohong. Jika Qeiza terus mengorek informasi darinya, bisa jadi dia akan kelepasan bicara.

Qeiza kembali duduk tegap. Suara mesin mobil Adnan terdengar kasar. Jalannya pun mulai tersendat-sendat.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status