Share

02.

Setelah lama berdebat, akhirnya Crystal menerima bantuan pria asing itu. Namun, kembali terjadi sedikit masalah saat pria itu menyadari Crystal yang ternyata tidak sadarkan diri sejak awal perjalanan.

'Aku sungguh pria yang beruntung.' Batin pria bermasker itu.

"Nona Crystal ... maaf saya akan sedikit licik." Pria bermasker itu menanggalkan maskernya lalu mengambil ponsel dan menyalakan alat rekaman. "Nona, tolong bangun. Ke mana saya harus mengantar anda?"

Tidak ada jawaban.

"Nona, karna anda pingsan ... izinkan saya membawa anda ke tempat saya. Besok, anda bisa pergi."

Masih tidak ada jawaban.

"Baiklah kalau begitu. Saya akan membawa anda."

Rekaman pun berhenti. Pria itu tertawa kecil setelah mematikan ponselnya. Lalu mulai menjalankan mesin mobil meninggalkan area.

***

"Tuan Muda ... siapa lagi sekarang yang anda bawa? Astagaaa~ kenapa anda selalu membuat saya jantungan setiap hariii ...." Seorang pria yang mengenakan setelan jas berekor berlari menuju pintu depan setelah melihat anak majikannya pulang membawa wanita asing dalam gendongan.

Sang empu hanya diam seperti tembok berjalan dan tidak berniat menggubris pertanyaan pelayan pribadi kiriman ayahnya itu.

"Tuan Edward!!!"

"Ck! Ini yang terakhir!" desis Edward melirik tajam pria kepala lima itu. "Nah, sekarang pulanglah, Vincent. Bilang pada pria itu, aku sudah menemukan wanita yang akan ku nikahi."

Dunia seperti berhenti sejenak begitu kalimat itu keluar.

"M-memememenikah?!" Vincent Reus terbelalak mendengar apa yang baru saja dikatakan anak majikannya. "Siapa yang akan menikah dengan siapa?!"

"Aku ... dan ... wanita ini," cengir Edward lalu melangkah pergi melewati Vincent tanpa beban.

'Oh, Tuhan. Cobaan apa lagi yang engkau berikan. Huhu. Saya benar-benar tidak sanggup lagi menangani putra majikan saya, Tuhan.' Vincent meraung-raung dalam hati.

Pintu terbuka. Edward masuk ke dalam kamar dengan raut wajah penuh kepuasan bak mendapat tangkapan besar. Dengan hati-hati, dia meletakkan tubuh Crystal di atas ranjangnya. "Butuh waktu hingga tiga tahun untuk memastikan bahwa menculikmu adalah pilihan yang benar, Nona ...." Ia membelai lembut wajah mulus wanita itu. Lalu menciumnya.

Ia melumat kasar bibir Crystal yang merah merona akibat pewarna lipstik. Hanya sebentar, namun sanggup membuat gairah Edward meningkat. Ia pun menyudahi ciumannya dan mengelap bibirnya dengan jempolnya.

Bekas lipstik masih tercoret indah di bibir Edward. Ia pun sama sekali tidak keberatan dan malah merasa bangga. "Huu~ sangat nikmat."

Puas memandangi lekuk tubuh Crystal dari atas ke bawah, Edward mengeryit saat indra penciumannya menangkap aroma parfum yang menempel pada tubuhnya. Tahu kalau itu bukan aroma parfum Crystal, ia semakin merasa mual. "Ini semua gara-gara wanita binal itu."

Beberapa menit kemudian ...

"Ahhh ...." Edward membuka mata menatap dinding berair di depannya dengan pandangan sayu. Seluruh tubuhnya bergetar dan sangat panas. "Ini benar-benar membuatku gila."

Edward pun menyudahi aktifitas mandinya dan segera kembali ke kamar dengan hanya berbalut jubah mandi. Kakinya melangkah mendekat dan jemari kekarnya perlahan melepaskan kancing kemeja Crystal.

"Ini bukan perbuatan yang baik kan, Nona?" Edward bertanya pada wajah tidur Crystal dengan tatapan penuh gairah. "Tapi, kalau tidak begini ... selamanya aku tidak akan pernah mendapatkanmu. Dan itu, tidak boleh terjadi, atau aku ... mungkin akan jadi gila. Jadi ...." Edward tak melanjutkan.

Ia memilih menenggelamkan wajahnya di antara dada indah Crystal. Sementara tangan yang satu bermain di dada, tangan yang lain mencoba untuk masuk ke dalam rok wanita itu.

"Aku akan bertanggung jawab!" desah Edward menciumi leher mulus Crystal. "Jadi, kuharap ... kau mau menyerahkan tubuhmu dengan tenang."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status