Share

03.

Pagi menyingsing. Udara dingin dan sinar mentari, menerjang masuk ke kamar, membuat dua insan yang tengah bergumul di bawah selimut mau tak mau harus membuka mata.

Crystal adalah yang pertama.

Tubuh Crystal menegang hebat setelah menyadari apa yang terjadi padanya. Wajahnya pucat pasi setelah memastikan wajah siapa yang telah menemani tidurnya semalam.

Sekali lagi dirinya menatap wajah pria yang saat ini ada di sebelahnya. Wajah itu adalah wajah yang selalu muncul di berita televisi dan surat kabar. Bukan, bukan seorang artis. Tapi ketenarannya hampir menyamai artis nasional.

'Tidak, ini tidak benar!' Batin Crystal berteriak.

Tiba-tiba, pria itu berdehem membuat Crystal terlonjak ke belakang dan buru-buru menjauh turun dari ranjang mencari sesuatu. Tepat saat ia akan mengambil pakaian, suara berat nan parau menggetarkan hatinya.

"Anda sudah bangun Nona Crystal?"

Crystal berbalik dan mendapati seorang pria gagah nan berotot itu tersenyum cantik di atas bantal empuk bekas tidurnya. Crystal semakin dibuat ngeri saat pria itu mengendus bantal itu dan berkata, "Benar. Aroma tubuh Nona Crystal memang yang terbaik."

"A-apa yang barusan anda katakan!? Kenapa kita ada di kamar yang sama?" tanya Crystal buru-buru dengan nada yang belepotan.

Pria setengah telanjang itu tidak langsung menanggapi dan hanya duduk bersila sambil terus memeluk bantal bekas tidur Crystal. "Apa ya? Yah ... mungkin semacam one night stand?"

'Ahh ... ahh ... lagi, yah~ itu nikmattt!'

Crystal bergidik ngeri setelah mendapatkan kembali ingatan semalam. Antara sadar dan tidak, ia mau tak mau harus menyadarinya. Ia memang terhanyut dalam permainan panas dan penuh gairah pria itu.

"Anda menjebak saya, ya?" Tatapan Crystal menajam.

"He~ ...." Edward mengulum senyum. "Yah ... memang benar saya yang memulai. Tapi, bukankah anda juga menerima punya saya dengan senang hati? Jadi, kita—"

"Kau memanfaatkanku, Bastard!!!" pekik Crystal akhirnya. "Teganya kau ... memanfaatkan situasi dan kondisiku yang sedang down. Dasar pengecut!"

Suasana pun sedikit memanas. Edward tidak juga membalas ucapan Crystal dan hal itu membuat kecanggungan di antara mereka makin besar.

"Yah ... kalau boleh jujur. Ini memang disengaja." Edward menatap kosong dengan wajah kaku.

"Jadi ini ... benar-benar jebakan?" Crystal terkesiap. "Jebakan yang anda siapkan sejak awal?"

"Apa anda kecewa?" Edward kembali mengulum senyum menatap tubuh telanjang berbalut selimut di depannya tanpa rasa bersalah. "Kalo tidak begini, anda mana mungkin mau menerima saya sebagai suami anda."

"S-suami? Suami apanya!? S-sebenarnya, sejak kapan? Di mana letak salahnya? Aku ... sebenarnya apa masalahku denganmu!?" Crystal berteriak menggila.

"Masalah? Tentu saja. Masalahnya adalah karna anda menarik perhatian saya." Edward beranjak dari ranjang memungut kemeja dan memakainya.

"Kau benar-benar ... tidak bisa kumengerti!!!" Crystal kehabisan kata-kata. Pikirannya seketika kosong.

"Yah ... karna sudah begini, mari kita perjelas hubungan kita di depan publik dengan pernikahan. Kata-kata seperti ini, tidak sulit dimengerti, bukan? Nyonya Crystal Herson?"

"Apa?" Crystal semakin frustrasi tak mengerti apa yang terjadi. 'Sebenarnya sedang di situasi apa aku sekarang.'

"Ah ... bukan, saat ini anda adalah tunangan saya. Tunangan Edward Charleston."

"Kau tidak bisa memutuskan sesuka hati. Tuan Charleston! Kau—"

"Aku bisa." Edward menarik pinggang Crystal hingga menabrak dadanya yang polos belum sempat terkancing kemeja. "Kali ini, aku bisa memilikimu. Aku jamin itu. Jadi, bersiaplah untuk menjadi istri yang baik di depanku."

Kata-kata terakhir itu membungkam seluruh kuasa Crystal untuk bicara. Terdiam membeku. Rasanya seperti telah tenggelam terlalu dalam dan tak bisa kembali lagi.

Andai semua yang terjadi malam itu adalah mimpi, Crystal akan menjadi wanita paling bahagia karna bisa bermimpi menghabiskan malam panas dan penuh gairah bersama seorang pria ganas yang ia yakini adalah mantan suaminya.

Namun, ternyata itu adalah malam petaka.

Terbangun di dalam rengkuhan lengan besar dan berotot, dirinya seketika menyadari bahwa yang semalam bersamanya adalah pria asing tak dikenal. Ia pun kembali menyadari fakta mengerikan yang terus menghantuinya selama ini. Ya, ia seperti disadarkan bahwa suaminya sudah pergi.

Lalu, siapa pria yang telah menghabiskan malam dengannya?

Dia adalah Edward Charleston.

Dan Crystal sangat tahu siapa pria itu.

Pria berbahaya.

Pria yang selalu keluar masuk berita negara sebagai bos kejam yang kebal hukum dan aturan negara.

Dialah pria yang paling tidak ingin Crystal temui sampai kapan pun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status