Share

Sesal dan Amarah

"Rin, maaf .... Kami tidak bisa melawan kehendak warga," ucap suami kakak Asih, lelaki yang biasa Rindu panggil dengan sebutan Pakde.

"Terus aku harus makamin Mama dimana, Pakde? Pesan Mama, dia ingin dimakamkan di sini," ucap Rindu sembari terisak-isak.

"Gimana lagi, aku tidak berani menentang warga. Apalagi selama ini, mamamu cukup menjadi buah bibir warga karena pekerjaannya. Dan sekarang ditambah dengan meninggal dalam kondisi seperti ini. Aku juga tidak tega, Rin. Tapi, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa," ucap Pakde Rindu dengan penuh penyesalan.

Rindu terisak-isak tanpa tahu harus berbuat apa. "Buat makamin Mama di tempat lain, tentu aku butuh uang yang enggak sedikit. Sementara aku udah enggak punya apa-apa, Pakde ...." Tangis Rindu semakin pecah.

Gibran yang berada di sisi Rindu juga ikut bingung dengan situasi ini. Sisa uang dari penjualan mobil Rindu sudah digunakan untuk melunasi biaya rumah sakit Asih. Untuk membayar pemakaman di tempat lain, ia sudah tidak punya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
dasar laki plinplan jelekin dewi mandiri tdk suka klu rindu manja bangga sebagai laki yg di butuhkan sekarang nyela rindu gemblung laki
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status