Share

Bab 6 Kesepakatan Singkat

Di Kediaman Gael.

Karena kedatangan Max yang tiba-tiba dan penjelasan Max begitu sulit dimengerti akhirnya Gael membawa Max kedalam rumah bersama dengan Shella.

Max duduk di ruang tamu bersama Shella dan seorang wanita. Max melempar sebuah paper bag mini kemeja. "Lihatlah apa yang membuatku ke sini dengan terburu-buru."

Gael segera mengambil paper bag tersebut dan membukanya, di dalam paper bag tersebut ada sebuah kotak kado. Tanpa banyak mengajukan pertanyaan Gael membuka kotak kado tersebut yang berisi sebuah potret bergambar. Gael memperhatikan gambar tersebut. "Ini kau Shella, dan aku saat di Supermarket. Mengapa gambar ini diberi tanda silang?"

Mendengar perkataan Gael aku langsung merampas gambar di tangannya. Setelah aku perhatikan ternyata benar, jika gambar tersebut adalah aku dan Gael ketika kami di Supermarket. Tetapi hal yang membuatku tercengang adalah gambarku di potret itu diberi tanda silang bertinta merah. Akupun menatap Max dan mengayunkan potret bergambar tersebut di tanganku. "Jelaskan maksud potret gambar ini?"

Max menyilang tangannya. "Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu sebelumnya tentang Elisa?"

"Lalu? Apa yang Elisa akan lakukan pada Shella selajutnya?" tanya Gael.

"Kemungkinan hal yang buruk," jawab Max.

Aku mencoba menenangkan diri sembari berpikir jalan keluar dari masalah ini. "Apa lebih baik jika kita melakukan kesepakatan, Max?" Tercetuslah ide tersebut.

"Kesepakatan? Itu juga yang aku tawarkan kepadamu tadi bukan?"

"Bagaimana jika aku yang memutuskan kesepakatan apa itu?" ucapku.

"Baiklah, silakan."

"Pernikahan kontrak? Ayo lakukan itu?"

Max menyeringai. "Pernikahan kontrak? Kau terlalu berlebihan menurutku."

"Dengar... Aku bersungguh-sungguh tentang ini. Aku mempunyai alasan untuk melakukan pernikahan kontrak, dan kau juga yang membuatku dalam keadaan seperti ini? Bagaimana?"

"Awalnya aku hanya ingin melakukan semacam kekasih kontrak denganmu. Namun jika pernikahan kontrak? Aku harus melakukannya selama satu atau dua tahun. Jadi itu cukup membuatku merasa tertekan. Aku bisa menyetujui perkataanmu jika kau bisa memberitahuku alasan dari pernikahan kontrak itu secara detail."

Harus memberitahukan hidup ku dengan orang lain benar-benar terasa begitu berat. Meskipun sulit aku tidak mempunyai pilihan lain. "Baiklah." Aku perlahan-lahan menceritakan kisah hidupku dan mengapa aku mengajukan permohonan pernikahan kontrak pada Max.

Sesungguhnya Gael sedikit khawatir karena Shella menceritakan hal pribadi. Tetapi tidak ada yang bisa Gael lakukan jika Shella sudah menetapkannya dengan matang. Ia hanya berharap Shella tidak salah dengan keputusannya.

Sebagai seorang pendengar yang baik Max dapat menangkap beberapa hal inti dari cerita Shella. Yang pertama, Max harus menghadapi anggota keluarga Shella yang terdengar seperti keluarga yang keras pada seorang wanita seperti Shella. mengapa Max bisa berargumen seperti itu? Karena anggota keluarga Shella begitu menggantungkan seluruh tanggung jawab kepada Shella, seolah Shella adalah kepala keluarga. Yang kedua, seorang ibu tiri yang menjadi masalah terbesar di sini. Karena yang Max tahu seorang ibu tiri selalu memiliki kepribadian buruk dan Shella pun mengungkapkan hal serupa. Lalu untuk yang ketiga atau terakhir, Max harus segera terlepas dari Elisa. Dari dua pemikiran Max hanya yang ketiga lah yang harus segera terwujud.

"Aku menerimanya. Pernikahan kontrak itu, aku setuju," ucap Max.

Gael menatap wajah Max. "Kau tidak berpikir keuntungan mu saja bukan?"

"Lebih dari 70% aku mementingkan diriku. Tetapi Shella juga memiliki tujuan. Maka dari itu Shella menawarkan pernikahan kontrak? Benarkan?"

"Benar. Jadi kapan kita akan-" Aku tidak dapat melanjutkan perkataanku akibat bel rumah Gael berbunyi. Aku pun langsung menatap Gael. "Kau punya janji dengan seseorang hari ini Gael?"

Gael menggeleng. Jika ia ingat-ingat hari ini dirinya tidak memiliki janji akan kedatangan tamu. "Apa aku perlu melihatnya dahulu?"

"Untuk apa kau melihatnya jika kau tidak punya janji? Biarkan saja orang itu."

Beberapa detik kemudian suara bel itu kembali menggema. Menyadari jika bunyi bel tersebut terdengar mirip dengan suara bel yang membangunkan Max sebelumnya, Max memutuskan untuk berdiri dan membawa vas bunga di atas meja. "Ayo kita lihat, kemungkinan saja itu Elisa."

Melihat tingkah Max aku sedikit takut. Aku membayangkan bagaimana jadinya jika aku yang menjadi korban selanjutnya? Mungkin aku bisa mengalami gangguan. "Gael ayo." Aku mengulurkan tanganku untuk menuntut Gael.

Ketika kami tiba di depan pintu, Max meminta Gael untuk membuka pintunya karena Gael adalah pemilik rumah ini. Tetapi ia sedikit ketakutan. "Shella aku takut."

"Kau tidak perlu takut, kami ada di belakangmu. Jika orang itu mengancam mu aku akan memecahkan kepalanya dengan vas bunga di tanganku. Cepat buka!" ucap Max.

Gael pun menarik pintu dengan perlahan dan saat pintu terbuka seorang wanita tersenyum padanya lalu memberikan sebuah kotak. Wanita itu tidak mengatakan apapun dan berlalu pergi begitu saja. Tidak ingin hal buruk terjadi Gael langsung menutup pintu.

"Kau baik-baik saja Gael?" ucapku yang khawatir.

"Aku tidak apa-apa Shella. Ini... Wanita itu memberiku kotak." Gael menyerahkan nya pada Max.

Secepat mungkin Max membuka isi dari kontak itu. Melihat isi nya ia mengerutkan dahi. Dengan perlahan-lahan Max menarik sebuah pakaian dari dalam kotak lalu merentangkan nya.

Ekspresi wajah Max menurutku telah dapat menjawab makna dari pakaian tersebut. Tanpa mempertimbangkan banyak hal aku pun memutuskan sesuatu. "Majukan pernikahan kontrak itu... Menjadi besok malam."

Max tidak menatap Shella sedikit pun. Max hanya terpaku pada baju itu. "Biarkan aku yang mengatur semuanya," ucap Max.

Di Kediaman Jia

Anggota keluarga kedatangan seseorang yang telah angkat kaki dari rumah kemarin malam. Jia sudah menduga hal ini akan terjadi, namun sebaliknya Jia tidak menyangka Shella akan membawa seorang pria ke rumah. Hal itu jelas cukup menarik karena selama ini Shella terus-menerus menolak para pria yang datang kerumah. Mungkin saja pria yang dibawa putri tirinya itu berhasil membuat Shella keluar dari rumah ini.

Jia tersenyum. "Apa ada yang ingin kau bicarakan sayang? Seperti... Mengenalkan siapa Pria itu?"

Untuk lebih membuat mereka percaya kepadaku. Aku mengambil tindakan untuk mengengam tangan Max. Walaupun Mak sebelumnya mengatakan kepadaku jika dia tidak menyukai sentuhan.

"Aku... Akan menikah malam ini!"

Semua anggota keluarga pun terkejut sekaligus merasa heran dengan tindakan yang dilakukan Shella secara tiba-tiba.

Sedangkan Rose merasa sangat tidak menyukai keberuntungan Shella. Bagaimana mungkin pria tampan seperti itu bisa didapatkan oleh Shella dengan mudah? Itu jelas takdir yang sangat tidak masuk akal.

Rose mendekat kearah Shella dan mengengam tangannya. "Kakak... Kau akan menikah? Lalu bagaimana denganku? Apa kau akan meninggalkanku sendirian?"

"Dan juga Shella pernikahan tidak bisa di rencanakan selama sehari saja? Bagaimana dengan tamu? Resepsi? Kita belum membicarakan itu... Dan lagi Pria itu... Apakah dia bisa benar-benar menghidupi mu? Kita bahkan tidak tahu garis besar keluarganya? Tolong pertimbangan lagi pemikiranmu itu," ucap Jia.

Aku tahu jika Jia akan membahas hal ini. Itulah mengapa aku telah mempunyai alasan yang tidak mungkin ditolak oleh seluruh anggota keluarga.

"Aku dan Max... Kami, telah tidur bersama."

Perkataan Shella menjadi bumerang bagi anggota keluarga. Setiap orang menatap tidak percaya dengan perkataan Shella. Begitu pun dengan Max yang tidak percaya Shella akan mencemarkan namanya dengan begitu mudahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status